TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kuliah Kedokteran UGM, Gabriel Ingin Mengabdi di Kampung Halaman

Dari Papua, Gabriel berhasil masuk UGM melalui beasiswa

Potret Gabriel Julian Uriani Awom, mahasiswi kedokteran UGM asal Papua Barat (ugm.ac.id)

Yogyakarta, IDN Times - Namanya Gabriel Julian Uriani Awom, perempuan asal Papua yang kini telah memasuki semester ketujuh sebagai mahasiswi kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM). Usahanya untuk sampai di titik ini tak mudah, pun ia harus jauh dari orangtua. Namun nyatanya, gadis ini pantang menyerah.

Orang tuanya juga bukan datang dari keluarga berpunya. Bahkan mamanya pernah berkata kalau tak bisa menguliahkannya di jurusan kedokteran. Meski begitu, keluarga dan Gabriel percaya bahwa Tuhan Maha Kaya yang akan membantu Gabriel jadi dokter.

1. Masuk UGM dengan jalur beasiswa

Ilustrasi mahasiswa baru PPSMB UGM sebelum masa pandemik / Humas UGM

Dilansir laman resmi UGM, keinginan Gabriel untuk berkuliah di jurusan kedokteran akhirnya terwujud berkat beasiswa afirmasi dari pemerintah daerah Papua Barat. Gabriel memberanikan diri untuk mendaftar dan memilih UGM meski ia mengaku sempat ragu.

“Saya memutuskan untuk mendaftarkan diri dan memilih UGM sebagai kampus tujuan saya. Awalnya saya sempat ragu akan diterima karena UGM adalah kampus impian banyak orang, pasti sulit untuk diterima. tetapi Puji Tuhan, akhirnya saya diterima untuk berkuliah di jurusan kedokteran UGM,” cerita Gabriel, Senin (13/3/2023).

Nyatanya Gabriel adalah sosok siswa berprestasi. Ia sering mengikuti berbagai perlombaan terutama dalam bidang orasi dan pernah meraih juara 2 lomba pidato kebangsaan tingkat provinsi. Selama duduk di bangku SMA, ia juga langganan masuk rangking 3 besar.

Baca Juga: Unik, Mahasiswa UGM Kompak Berseragam SMA Saat Kuliah

2. Ada banyak masa sulit, tapi Gabriel berusaha beradaptasi

Logo UGM. (ugm.ac.id)

Waktu awal kuliah bisa dibilang adalah masa sulit buat Gabriel. Ada banyak hal yang perlu ia pelajari, termasuk bagaimana caranya beradaptasi dengan cepat di lingkungan baru.

Namun mahasiswi kelahiran Palu, Sulawesi Tengah, tersebut berusaha sekuat tenaga untuk membenahi diri. Ada peran dukungan dari kakak tingkat, teman sekelas, hingga dosen yang membuatnya terus berproses. Ia pun meyakini kalau menjadi dokter adalah impiannya, maka ia harus bertahan karena Tuhan pun telah membuka banyak jalan buatnya.

Diketahui ayah Gabriel bekerja sebagai seorang Pendeta yang mengisi khotbah di gereja-gereja di pedalaman Sulawesi sampai Papua. Sementara itu sang ibu adalah ibu rumah tangga biasa. Sejak SD Gabriel hidup di tanah Papua sampai akhirnya lulus dari SMAN 1 Teluk Bintuni.

Baca Juga: Mahasiswa UGM Buat Aplikasi Cek Aksesibilitas bagi Difabel

Berita Terkini Lainnya