Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Anime Ini Mengalami Penurunan Kualitas yang Mengejutkan

The Promised Neverland (dok. CloverWorks/The Promised Neverland)
Intinya sih...
  • The Promised Neverland musim pertama menarik, namun musim kedua mengecewakan dengan alur cerita terburu-buru dan kehilangan ketegangan.
  • One-Punch Man musim 2 mengalami penurunan kualitas animasi yang sangat disayangkan setelah standar tinggi Madhouse di musim pertama.
  • Ninja Kamui kehilangan daya tariknya akibat integrasi CGI yang buruk, menyebabkan penurunan kualitas animasi yang drastis dan mengejutkan.

Wajar jika beberapa orang sangat antusias dengan serial anime tertentu yang menampilkan animasi yang luar biasa, alur cerita yang menarik, karakter yang berkesan dan sebagainya. Anime-anime tersebut memberikan kesan pertama yang kuat dan menarik banyak penggemar yang mengharapkan hal-hal yang lebih baik di episode dan musim selanjutnya.

Namun, sangat mengecewakan ketika anime yang dinantikan justru mengalami penurunan kualitas yang signifikan. Sulit untuk memahami bagaimana sebuah seri dengan potensi yang besar bisa jatuh begitu drastis. Ada banyak faktor yang menyebabkan penurunan kualitas ini, mengubah anime yang seharusnya bisa menjadi legenda menjadi contoh bagaimana siklus produksi yang buruk dapat menghancurkan sebuah anime. Berikut ini adalah 5 anime yang mengalami hal tersebut!

1. The Promised Neverland (2019)

Emma karakter The Promised Neverland (dok. CloverWorks/The Promised Neverland)
Emma karakter The Promised Neverland (dok. CloverWorks/The Promised Neverland)

Musim pertama The Promised Neverland adalah salah satu anime yang paling menarik untuk ditonton. Misteri panti asuhan yang menyimpan rahasia kelam tentang anak-anak yang dijadikan santapan para iblis terasa sangat mengerikan. Kisah pelarian para anak dari panti asuhan tersebut disajikan dalam seri yang mendebarkan dan indah secara visual, meskipun dibumbui dengan momen-momen yang menyeramkan. Musim pertama yang menakjubkan ini membuat para penggemar menantikan kelanjutannya, namun sayangnya, musim kedua justru sangat mengecewakan.

Alih-alih mengembangkan cerita dengan baik, musim kedua menghancurkan ekspektasi dan menghilangkan semua ketegangan dan permainan psikologis yang membuat musim pertama begitu populer. Para anak yatim piatu diperlihatkan mendapatkan segalanya dengan mudah tanpa harus berusaha. Parahnya lagi, salah satu arc terbaik dalam seri ini dihilangkan seluruhnya dan mengakibatkan alur cerita yang terburu-buru dan penuh kejanggalan. Hal ini tentu saja membuat para penggemar yang mengharapkan adaptasi yang layak merasa terhina.

2. One Punch Man (2015)

Saitama karakter One Punch Man (dok. Madhouse/One Punch Man)

Di masa jayanya Madhouse memukau para penggemar dengan One-Punch Man, sebuah anime dengan animasi yang luar biasa dan momen komedi yang lucu. Anime ini dengan cepat menjadi fenomena budaya pop. Saitama menjadi salah satu protagonis anime paling ikonik sepanjang masa, memiliki kekuatan yang tampaknya tak terbatas tanpa ada tandingannya. Para penggemar menantikan Musim 2 dengan ekspektasi yang sama meskipun harus menunggu cukup lama.

Namun meskipun cerita diadaptasi dengan baik, kualitas animasi Musim 2 jauh menurun dibandingkan dengan musim pertamanya. Karya Madhouse yang mengesankan menetapkan standar tinggi yang tidak mampu dipenuhi oleh J.C. Staff. Banyak adegan animasi yang terlihat datar dan kurang menarik. Hal ini sangat disayangkan dan para penggemar hanya bisa berharap bahwa kualitas animasi Musim 3 nantinya akan sebaik musim pertama.

3. Ninja Kamui (2024)

Boss Ninja, Higan dan Zai karakter Ninja Kamui (dok. E&H Production/Ninja Kamui)

Ninja Kamui sempat memukau para penggemar dengan animasi pertarungan tangan kosong yang luar biasa dan halus. Itu adalah keunggulan utama anime ini. Namun sayangnya, mereka membuat kesalahan fatal dengan mengintegrasikan CGI yang jauh dari kata bagus. Perubahan fokus ke pertempuran mecha menjadi pukulan mematikan bagi popularitas anime ini terutama karena desain dan animasi mecha yang buruk.

Akibatnya Ninja Kamui kehilangan daya tariknya hanya dalam empat episode, menciptakan salah satu penurunan kualitas paling drastis dan mengejutkan dalam sejarah anime. Para penonton merasa bosan menyaksikan adegan pertarungan mecha CGI yang kaku dan tanpa gaya. Jika Ninja Kamui tetap fokus pada pertarungan tangan kosong, setidaknya anime ini bisa populer karena adegan pertarungannya yang keren. Namun antusiasme terhadap anime ini menghilang setelah para penggemar mengeluhkan penurunan kualitas animasi.

4. Death Note (2006)

L Lawliet karakter Death Note (dok. Madhouse/Death Note)

Bukan rahasia lagi bahwa Death Note adalah salah satu anime thriller shonen terpopuler sepanjang masa. Upaya Light untuk menjadi dewa dengan menghukum para penjahat melalui serangan jantung menciptakan pertarungan kecerdasan yang menegangkan antara dirinya yang menyebut dirinya Kira dengan seorang detektif jenius bernama L. Kemampuan anime ini untuk membuat penonton tetap tertarik hanya dengan dialog merupakan pencapaian yang luar biasa untuk sebuah seri misteri.

Death Note sangat layak untuk ditonton, setidaknya hingga kematian L. Sayangnya, arc setelah itu tidak semenarik sebelumnya. Anime ini memperkenalkan karakter-karakter tiruan L yang kurang berkesan. Setelah titik ini, Death Note berubah menjadi anime misteri yang biasa saja, jauh berbeda dengan episode-episode awal yang sangat menarik dan masih digemari oleh para penggemar hingga saat ini.

5. Uzumaki: Spiral Into Horror (2024)

Uzumaki: Spiral into Horror (dok. Junji Ito, Big Comic Spirits/Uzumaki: Spiral into Horror)

Episode pertama Uzumaki mendapat banyak pujian dari para penggemar Junji Ito yang menantikan sebuah adaptasi yang baik dari karya sang mangaka horor. Meskipun sedikit terlalu cepat, animasi di episode pertama sangatlah luar biasa. Para penggemar pun bersemangat menantikan episode selanjutnya, namun sayangnya, mereka justru dikecewakan pada episode kedua.

Alih-alih melanjutkan kualitas animasi yang menakjubkan, episode selanjutnya dipenuhi dengan animasi yang malas, adegan menakutkan yang menggelikan dan drama di balik layar. Produser Jason DeMarco bahkan mengungkapkan keluhannya secara terbuka tentang bagaimana ia dikhianati oleh pihak ketiga dan terpaksa menurunkan kualitas animasi demi mengejar deadline. Tidak ada alasan yang dapat dibenarkan atas penurunan kualitas yang sangat drastis dalam miniseri empat episode ini. Para penggemar pun harus bersabar menunggu adaptasi anime Junji Ito yang lebih layak di masa mendatang.

Meskipun mengalami penurunan kualitas, anime-anime tersebut tetap memiliki basis penggemar yang cukup besar. Namun, potensi mereka untuk menjadi karya yang legendaris menjadi terhambat akibat penurunan kualitas tersebut. Semoga saja para studio animasi dapat belajar dari kesalahan ini dan terus berusaha untuk menyajikan anime dengan kualitas yang konsisten dan memuaskan para penggemar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
jajang nurjaman
Editorjajang nurjaman
Follow Us