TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Kiat Mengenalkan Anak Puasa menurut Dokter Anak RSA UGM

Yuk, terapkan kepada si kecil!

Ilustrasi buka puasa. (Piqsels.com)

Yogyakarta, IDN Times - Mengajarkan anak untuk melakukan hal-hal baik sejak dini sangatlah penting, tak terkecuali ibadah puasa di bulan Ramadan. Menurut Dokter spesialis anak RSA UGM, dr. Fita Wirastuti, ibadah puasa bisa diajarkan kepada anak sejak dini, karena pada prinsipnya anak merupakan pribadi pengamat dan peniru. 

“Kalau orang tuanya sering mengaji dan sering mengisi Ramadan ini dengan kegiatan yang bermanfaat, mereka (anak) akan mengikutinya. Begitu juga dengan berpuasa. Kalau orang tuanya minta anaknya berpuasa, tentu orang tuanya harus berpuasa. Jadi sebetulnya orang tua tidak perlu terlalu banyak memberikan aturan, tapi yang penting adalah dengan mengajarkan dengan langsung memberikan contoh,” tuturnya dalam webinar Puasa Sehat: Dapat Ibadahnya, Dapat Sehatnya yang digelar Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA), 17 April 2022 lalu dilansir laman resmi UGM.

Nah, simak beberapa kiat memperkenalkan anak-anak untuk berpuasa menurut dr. Fita berikut ini.

1. Beri jarak antarwaktu makan sedikit demi sedikit

Ilustrasi waktu. (Pexels/Bob Clark)

Puasa perlu diperkenalkan secara perlahan, mudah, dan menyenangkan. Jika pada hari biasa anak makan tiga kali sehari, maka saat puasa jarak antarwaktu makan anak bisa ditambahkan sedikit demi sedikit.  

“Ketika dia mulai diajarkan untuk berpuasa, mulai kita jarangkan fase antar makan menjadi 4-6 jam. Kemudian nanti bertambah lagi jadi 8 jam, kemudian bertambah lagi jadi 10 jam, sampai pada akhirnya dia bisa fase puasa penuh,” terang dr. Fita. 

2. Gizi cukup dan seimbang

ilustrasi pola makan sehat (IDN Times/Mardya Shakti)

Kedua, kata dr. Fita, orangtua perlu mempersiapkan makanan yang sehat dan kaya nutrisi. Komposisi antara karbohidrat, lemak, dan protein mesti seimbang.

Dengan nutrisi yang tercukupi dan seimbang, anak akan lebih kuat dalam menjalankan puasa.

Baca Juga: Hindari 5 Kebiasaan Ini Saat Acara Buka Puasa Bersama

3. Hindari makan berlebihan

Ilustrasi buka puasa (pexels.com/Naim Benjelloun)

Dr. Fita mengatakan, puasa sebenarnya hanya menggeser waktu makan di hari biasa. Sarapannya jadi lebih awal ketika sahur, makan siang diundur ke waktu berbuka, dan makan malam digeser setelah tarawih. Jadi, dia tidak menyarankan porsi makanan digandakan ketika sahur atau berbuka untuk "balas dendam".

“Kadang-kadang orang tua juga khawatir anaknya lapar, kemudian memaksa anaknya untuk makan lebih banyak pada saat berbuka atau pada saat sahur. Ini justru tidak direkomendasikan karena membuat anak merasa tidak nyaman dan akhirnya target dari puasanya jadi tidak tercapai,” ujarnya. 

4. Isi dengan kegiatan bermanfaat

Ilustrasi Mengaji (IDN Times/Sunariyah)

Selama menjalankan ibadah puasa, dr. Fita juga menyarankan untuk mengisinya dengan aktivitas yang bermanfaat. Antara lain, mengajak anak mengaji bersama, menentukan menu sahur dan berbuka, dan pergi ke masjid. Dengan begitu, anak-anak akan merasa lebih termotivasi untuk berpuasa.

“(Sebaliknya kalau) lihat orang tuanya ketika berpuasa hanya tidur saja, itu (dapat) membuat anak menjadi lebih lemes dan jenuh, sehingga dia tidak senang dengan kondisi berpuasa,” terangnya. 

5. Hindari aktivitas fisik yang berlebihan

Ilustrasi anak-anak (IDN Times/Besse Fadhilah)

Dokter Fita juga menyarankan agar anak tidak melakukan aktivitas fisik yang berlebihan. Jika biasanya mereka bermain di luar, berlari-larian, dan sebagainya, aktivitas semacam ini bisa dikurangi.

Hal ini untuk mencegah anak kelelahan dan dehidrasi. Sebagai gantinya, orangtua dan anak bisa melakukan kegiatan seperti mengaji bersama, mewarnai bersama, atau semacamnya.

Baca Juga: Hati-hati, Hindari 6 Minuman Ini saat Sahur Agar Kuat Berpuasa 

Berita Terkini Lainnya