6 Kiat Mengenalkan Anak Puasa menurut Dokter Anak RSA UGM

Yuk, terapkan kepada si kecil!

Yogyakarta, IDN Times - Mengajarkan anak untuk melakukan hal-hal baik sejak dini sangatlah penting, tak terkecuali ibadah puasa di bulan Ramadan. Menurut Dokter spesialis anak RSA UGM, dr. Fita Wirastuti, ibadah puasa bisa diajarkan kepada anak sejak dini, karena pada prinsipnya anak merupakan pribadi pengamat dan peniru. 

“Kalau orang tuanya sering mengaji dan sering mengisi Ramadan ini dengan kegiatan yang bermanfaat, mereka (anak) akan mengikutinya. Begitu juga dengan berpuasa. Kalau orang tuanya minta anaknya berpuasa, tentu orang tuanya harus berpuasa. Jadi sebetulnya orang tua tidak perlu terlalu banyak memberikan aturan, tapi yang penting adalah dengan mengajarkan dengan langsung memberikan contoh,” tuturnya dalam webinar Puasa Sehat: Dapat Ibadahnya, Dapat Sehatnya yang digelar Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA), 17 April 2022 lalu dilansir laman resmi UGM.

Nah, simak beberapa kiat memperkenalkan anak-anak untuk berpuasa menurut dr. Fita berikut ini.

1. Beri jarak antarwaktu makan sedikit demi sedikit

6 Kiat Mengenalkan Anak Puasa menurut Dokter Anak RSA UGMIlustrasi waktu. (Pexels/Bob Clark)

Puasa perlu diperkenalkan secara perlahan, mudah, dan menyenangkan. Jika pada hari biasa anak makan tiga kali sehari, maka saat puasa jarak antarwaktu makan anak bisa ditambahkan sedikit demi sedikit.  

“Ketika dia mulai diajarkan untuk berpuasa, mulai kita jarangkan fase antar makan menjadi 4-6 jam. Kemudian nanti bertambah lagi jadi 8 jam, kemudian bertambah lagi jadi 10 jam, sampai pada akhirnya dia bisa fase puasa penuh,” terang dr. Fita. 

2. Gizi cukup dan seimbang

6 Kiat Mengenalkan Anak Puasa menurut Dokter Anak RSA UGMilustrasi pola makan sehat (IDN Times/Mardya Shakti)

Kedua, kata dr. Fita, orangtua perlu mempersiapkan makanan yang sehat dan kaya nutrisi. Komposisi antara karbohidrat, lemak, dan protein mesti seimbang.

Dengan nutrisi yang tercukupi dan seimbang, anak akan lebih kuat dalam menjalankan puasa.

3. Hindari makan berlebihan

6 Kiat Mengenalkan Anak Puasa menurut Dokter Anak RSA UGMIlustrasi buka puasa (pexels.com/Naim Benjelloun)

Dr. Fita mengatakan, puasa sebenarnya hanya menggeser waktu makan di hari biasa. Sarapannya jadi lebih awal ketika sahur, makan siang diundur ke waktu berbuka, dan makan malam digeser setelah tarawih. Jadi, dia tidak menyarankan porsi makanan digandakan ketika sahur atau berbuka untuk "balas dendam".

“Kadang-kadang orang tua juga khawatir anaknya lapar, kemudian memaksa anaknya untuk makan lebih banyak pada saat berbuka atau pada saat sahur. Ini justru tidak direkomendasikan karena membuat anak merasa tidak nyaman dan akhirnya target dari puasanya jadi tidak tercapai,” ujarnya. 

Baca Juga: Hindari 5 Kebiasaan Ini Saat Acara Buka Puasa Bersama

4. Isi dengan kegiatan bermanfaat

6 Kiat Mengenalkan Anak Puasa menurut Dokter Anak RSA UGMIlustrasi Mengaji (IDN Times/Sunariyah)

Selama menjalankan ibadah puasa, dr. Fita juga menyarankan untuk mengisinya dengan aktivitas yang bermanfaat. Antara lain, mengajak anak mengaji bersama, menentukan menu sahur dan berbuka, dan pergi ke masjid. Dengan begitu, anak-anak akan merasa lebih termotivasi untuk berpuasa.

“(Sebaliknya kalau) lihat orang tuanya ketika berpuasa hanya tidur saja, itu (dapat) membuat anak menjadi lebih lemes dan jenuh, sehingga dia tidak senang dengan kondisi berpuasa,” terangnya. 

5. Hindari aktivitas fisik yang berlebihan

6 Kiat Mengenalkan Anak Puasa menurut Dokter Anak RSA UGMIlustrasi anak-anak (IDN Times/Besse Fadhilah)

Dokter Fita juga menyarankan agar anak tidak melakukan aktivitas fisik yang berlebihan. Jika biasanya mereka bermain di luar, berlari-larian, dan sebagainya, aktivitas semacam ini bisa dikurangi.

Hal ini untuk mencegah anak kelelahan dan dehidrasi. Sebagai gantinya, orangtua dan anak bisa melakukan kegiatan seperti mengaji bersama, mewarnai bersama, atau semacamnya.

6. Reward secukupnya

6 Kiat Mengenalkan Anak Puasa menurut Dokter Anak RSA UGMIlustrasi anak berbuka puasa (Piqsels.com)

Motivasi dan reward kepada anak yang menjalankan puasa, kata dr. Fita, juga diberikan secukupnya saja. Contohnya, memberikan stiker yang menandakan keberhasilannya berpuasa, menyediakan makanan yang dia sukai, dan sebagainya.

“Kemudian reward diberikan juga tidak berlebihan, nanti jika berhasil berpuasa 1 bulan lalu diberikan suatu hal tertentu itu juga tidak perlu. (jadi) cukup reward yang menyenangkan untuk anak saja, sesuai dengan kebutuhannya, seperti ingin makan apa, dan lain-lain,” pungkasnya. 

Nah, lewat kiat-kiat mengenalkan anak berpuasa di atas, mudah-mudahan si kecil semakin terbiasa menjalankan ibadah puasa sejak dini, ya!

Baca Juga: Hati-hati, Hindari 6 Minuman Ini saat Sahur Agar Kuat Berpuasa 

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya