Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Orangtua di Media Sosial, Jangan ya!

ilustrasi orang tua yang terlalu memperlihatkan kegiatan anak di media sosial (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi orang tua yang terlalu memperlihatkan kegiatan anak di media sosial (pexels.com/Ivan Samkov)

Media sosial sudah menjadi bagian yang sulit dipisahkan dari kehidupan kita, dan orangtua saat ini mempunyai tantangan baru dalam mengelola hal ini. Harus diakui jika media sosial bisa memberikan manfaat seperti bertemu dengan teman-teman secara daring, belajar secara daring, dan berbagi momen berharga. Tapi tak bisa dimungkiri kalau hal ini juga bisa membawa sejumlah risiko, terutama bagi anak-anak yang masih belum cukup umur, lho.

Bisa jadi orangtua tak sadar memperlihatkan sesuatu di media sosial yang dapat membahayakan anak-anak. Untuk itu, sadarilah beberapa kesalahan yang kerap dilakukan oleh orangtua di media sosial, dan cara melindungi mereka dari kejahatan digital. Baca terus artikel ini, ya!

1. Berbagi informasi pribadi anak

ilustrasi membiarkan informasi penting tentang anak di media sosial (pexels.com/Daisy Anderson)
ilustrasi membiarkan informasi penting tentang anak di media sosial (pexels.com/Daisy Anderson)

Satu kesalahan yang paling sering terjadi adalah berbagi informasi pribadi tentang anak di media sosial. Orangtua sering tidak menyadari bahwa berbagi Informasi seperti tanggal lahir, nama lengkap, lokasi sekolah, atau tempatnya bermain itu bisa menjadi risiko besar. Orang asing yang kebetulan membaca media sosial orangtua bisa memanfaatkan informasi ini untuk mencapai tujuan yang tidak baik.

Ada baiknya lindungi privasi anak dengan tidak mengunggah informasi pribadi tentang mereka di media sosial. Kalau memang ingin berbagi kebersamaan dengan anak di media sosial, pastikan untuk merahasiakan informasi identitas mereka.

2. Mengunggah foto anak yang memalukan

ilustrasi anak yang dirudung oleh teman-temannya (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi anak yang dirudung oleh teman-temannya (pexels.com/RDNE Stock project)

Orangtua seringkali mengunggah cerita atau foto yang dianggap lucu tapi berpotensi memalukan bagi anak. Ini dapat merusak reputasi anak dan membuat mereka berpotensi mengalami pelecehan atau perundungan, lho. Alangkah baiknya jika sebelum mengunggah foto atau cerita perihal anak, pertimbangkan apakah hal ini akan membuat mereka merasa nyaman atau tidak.

Jika bingung untuk memutuskannya, coba bicara pada anak tentang ini. Jangan lupa untuk meminta izin sebelum berbagi sesuatu yang dapat menimbulkan hal negatif ke depannya.

3. Overexposure

ilustrasi orang tua yang terlalu memperlihatkan kegiatan anak di media sosial (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi orang tua yang terlalu memperlihatkan kegiatan anak di media sosial (pexels.com/Ivan Samkov)

Mengekspos anak secara berlebihan di media sosial juga bisa mengancam privasi mereka, lho. Posting foto dan cerita setiap saat tentang mereka dapat merusak batasan antara dunia daring dan dunia nyata. Jika dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu yang lama, anak bisa merasa terbebani oleh eksposur yang berlebihan ini.

Cobalah untuk menjaga keseimbangan berbagai momen bersama anak di media sosial dan di dunia nyata. Lindungi privasi anak dan pertimbangaan untuk membatasi frekuensi posting perihal mereka.

4. Memakai anak untuk memamerkan prestasi

ilustrasi orang tua yang mendukung anak meraih prestasi (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi orang tua yang mendukung anak meraih prestasi (pexels.com/Gustavo Fring)

Tak sedikit orangtua yang memakai media sosial untuk memamerkan prestasi anak-anak. Padahal, tak jarang hal ini justru menjadi beban bagi anak. Mereka merasa tidak dihargai sebagai individu meski berprestasi.

Fokus pada pencapaian anak sebagai sesuatu yang membanggakan bagi mereka. Jangan jadikan prestasinya sebagai alat untuk memperoleh perhatian di media sosial. Bicaralah dengan anak tentang pencapaian mereka dan tunjukkan dukungan serta pujiannya mereka butuhkan dari kita sebagai orangtua (bukan orang lain).

5. Membiarkan anak terlalu lama memakai media sosial

ilustrasi anak-anak yang bermain media sosial (pexels.com/zhang kaiyv)
ilustrasi anak-anak yang bermain media sosial (pexels.com/zhang kaiyv)

Anak-anak sering kali tidak mempunyai kemampuan untuk mengatur waktu mereka di media sosial. Tentu saja, mereka jadi menghabiskan waktu terlalu banyak di media sosial yang merugikan waktu penting lainnya. Tetapkan batasan waktu untuk membolehkan anak melihat media sosial. Di samping itu, pertimbangkan untuk bisa memakai perangkat pengawasan orangtua yang tersedia untuk memantau waktu yang dihabiskan anak di media sosial. 

Media sosial merupakan alat yang sangat kuat, namun juga membawa risiko yang signifikan, terlebih bagi anak-anak. Orangtua mempunyai peran penting dalam melindungi anak-anak di dunia digital ini. Penting untuk menyadari kesalahan yang sering dilakukan oleh orangtua di media sosial dan bagaimana cara kita bisa memproteksi anak-anak. Dengan pendidikan serta komunikasi yang baik, orangtua bisa membantu anak-anak mengembangkan pemahaman yang sehat perihal media sosial dan cara menggunakannya dengan bijak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lathiva R. Faisol
EditorLathiva R. Faisol
Follow Us

Latest Life Jogja

See More

Jadwal Misa Natal 2025 Gereja Katolik di Yogyakarta, Yuk Catat!

18 Des 2025, 14:38 WIBLife