Mengenal Kassian Cephas, Fotografer Profesional Pribumi Pertama

- Keturunan pribumi, lahir di Yogyakarta
- Belajar dari fotografer Belanda dan Belgia
- Mengabadikan candi-candi di Jogja dan Jateng
Gak banyak yang tahu, fotografer profesional pribumi pertama di Hindia-Belanda ternyata berasal dari Yogyakarta dan berdarah Jawa. Dia adalah Kassian Cephas, sosok yang jarang disebut namun punya peran besar dalam sejarah. Ia bahkan dikenal dekat dengan keluarga Keraton Yogyakarta hingga dianugerahi gelar sebagai kerabat keraton, lho!
Perjalanan Cephas menjadi fotografer tak bisa dibilang singkat. Ia telah menghasilkan banyak karya dengan beragam objek. Sayangnya, meski berjasa mengabadikan momen-momen bersejarah, namanya kini mulai terlupakan.
1. Keturunan pribumi yang lahir di Yogyakarta

Dilansir laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Kassian Cephas lahir di Yogyakarta pada 15 Januari 1845. Orangtuanya bernama Kartodono dan Minah di mana keduanya merupakan keturunan pribumi. Dan nama 'Cephas', yang terdengar seperti nama asing ini ternyata adalah nama baptis yang didapatnya pada 27 Desember 1860.
Masa kecil Cephas dihabiskan dengan menjadi seorang pelayan di rumah orang Belanda yang bertempat di sebuah desa di Purworejo, Jawa Tengah. Memasuki usia remaja, ia kembali ke Yogyakarta lalu menikah dengan seorang perempuan bernama Jawa bernama Dina Rakijah. Dari pernikahan tersebut, Kassian memiliki empat orang anak yang salah satunya mewarisi bakatnya sebagai fotografer. Sem Cephas, namanya.
2. Belajar dari berbagai fotografer Belanda dan Belgia

Kassian Cephas tak serta merta menjadi fotografer andal. Dilansir dari berbagai sumber, awal dirinya terjun di bidang tersebut adalah saat menjadi asisten Simon William Camerik yang merupakan fotografer Belanda. Simon yang kala itu bekerja di balik benteng Keraton Yogyakarta berperan besar mengenalkan teknik menangkap gambar dengan kamera kepada Cephas.
Nah, kala Simon kembali ke negara asalnya, Kassian Cephas yang awalnya bekerja sebagai asisten pun naik pangkat sebagai fotografer sekaligus dokumentri Keraton Yogyakarta. Karena itu, bisa dibilang Cephas adalah orang yang dekat dengan Sultan karena setiap momen penting kerajaan seperti kedatangan tamu hingga digelarnya upacara adat, ia hadir untuk memotret. Bukan hanya sang raja, ia juga memfoto anggota keluarga kerajaan lainnya.
Selain itu, menurut buku Cephas, Yogyakarta: Photography in the Service of the Sultan (1999) karya Gerrit Knaap, tidak hanya belajar lewat menjadi asisten Simon, Cephas pun belajar dari Isidore van Kinsbergen, fotografer asal Belgia yang bekerja di Jawa Tengah pada 1863-1875.
3. Berkesempatan mengabadikan candi-candi di Jogja dan Jateng

Dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id diketahui bahwa Cephas berkenalan dengan Isaac Groneman yang tak lain adalah dokter resmi keraton. Menariknya, tahun 1885 Groneman dan teman-temannya mendirikan Perkumpulan Arkeologi yang berisikan para pecinta seni dan budaya hingga Cephas, menjadi salah satu anggotanya.
Tugas Cephas dalam komunitas ini salah satunya adalah mendokumentasikan berbagai candi di sekitar Yogyakarta. Cephas mengambil foto Candi Borobudur pada tahun 1889-1890, di mana dukungan biayanya ia dapat dari pemerintah Belanda. Foto-fotonya lantas dibukukan dan diterbitkan dengan judul Barabudur dan disusun oleh N.J. Krom dan Th. van Erp pada 1920.
Bukan hanya Candi Borobudur yang pernah dipotret Cephas, tapi juga Candi Mendut dan Candi Pawon, baik saat sebelum, selama dan setelah pemugarannya. Bahkan, Cephas berhasil membuka studio foto profesional yang berada di lantai dua rumahnya yang berlokasi di Lodji Kecil Wetan.
4. Menjadi kerabat keraton dan undur diri sebagai fotografer

Saat mendapat status sebagai kerabat Keraton Jogja, Cephas menanggalkan profesinya sebagai fotografer dan menyerahkan jabatannya kepada Sem, anaknya dan wafat pada 1912. Sayangnya, Sem juga tak berumur panjang di mana ia meninggal tahun 1918.
Berpulangnya ayah-anak ini menciptakan gebrakan baru di Keraton Yogyakarta. Mereka tidak lagi menggunakan campur tangan pihak luar dalam proses dokumentasi, tapi beralih kepada kerabat keraton sendiri.