Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Cerita Erlin, Mahasiswa Asal Merauke Kuliah Gratis di Kedokteran UGM

Maria Elisabeth Ponda atau yang akrab disapa Erlin. (ugm.ac.id)
Intinya sih...
  • Erlin hidup mandiri jauh dari orang tua sejak SMA, tinggal terpisah karena ayah sakit dan ibu harus menemani
  • Cita-cita menjadi dokter tumbuh sejak kecil karena pengalaman pahit merawat nenek yang tidak mampu
  • Raih prestasi akademik dan beasiswa penuh dari UGM, diterima di FK-KMK dan memperoleh beasiswa UKT 100 persen

Maria Elisabeth Ponda, gadis asal Merauke, Papua Selatan, menjadi salah satu mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berhasil menembus ketatnya seleksi program studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat (FK-KMK). Di tengah keterbatasan ekonomi dan hidup jauh dari orang tua, Maria yang akrab disapa Erlin—berhasil membuktikan bahwa mimpi besar bisa dicapai oleh siapa pun yang berjuang keras.

Tidak hanya diterima di prodi impiannya, Erlin juga mendapatkan Beasiswa UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 100 persen dari UGM. Ini menjadi harapan baru bagi dirinya dan keluarga, serta bukti nyata bahwa kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi tetap terbuka lebar, termasuk bagi mereka yang berasal dari pelosok negeri.

1. Perjuangan mandiri jauh dari orang tua sejak SMA

Orang tua Erlin (ugm.ac.id)

Sejak SMA, Erlin harus tinggal terpisah dari orang tuanya yang menetap di Distrik Wasur, sekitar 66 kilometer dari Kota Merauke. Ayahnya bekerja sebagai buruh harian di perusahaan sawit, dan karena memiliki riwayat tekanan darah tinggi, sang ibu pun ikut tinggal untuk mendampingi. Erlin yang merupakan anak tunggal akhirnya hidup mandiri di rumah kerabat demi bisa melanjutkan pendidikan.

“Ibu ikut menemani Ayah di Wasur karena Ayah ada sakit jadi memang harus ditemani. Ayah punya darah tinggi, dan memang harus ada Ibu untuk menyiapkan makan, dan lain-lain,” jelasnya dilansir laman resmi UGM. Walau harus menjalani kehidupan sekolah tanpa kehadiran orang tua, Erlin terus memegang pesan mereka: “Kalau kamu bisa berdiri di kakimu sendiri, pertahankan itu.”

2. Cita-cita menjadi dokter tumbuh sejak kecil

ilustrasi dokter (unsplash.com/impulsq)

Keinginan Erlin untuk menjadi dokter berakar dari pengalaman pahit masa kecilnya. Nenek yang merawatnya sejak kecil divonis mengidap tumor ganas namun tidak mendapatkan perawatan maksimal karena keterbatasan biaya. Sang nenek sempat berpesan agar Erlin disekolahkan setinggi-tingginya agar kelak bisa menjadi dokter dan membantu orang-orang tidak mampu.

“Harapan ini sudah selalu saya tanamkan sejak kelas 5 SD. Bahkan ketika nama Universitas Gadjah Mada pertama kali saya temukan dalam buku tema saya saat SD. Siapa sangka saya sekarang benar-benar berkuliah di FK-KMK UGM,” ungkapnya dengan penuh haru.

3. Raih prestasi akademik dan beasiswa penuh dari UGM

Maria Elisabeth Ponda atau yang akrab disapa Erlin. (ugm.ac.id)

Melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Erlin diterima di FK-KMK UGM. Momen pengumuman kelulusan sangat emosional baginya, terlebih karena banyak teman-temannya yang tidak lolos. “Saya bilang ke Mama dan Bapak, ‘Maaf kalau saya tidak lolos.’ Karena saya tahu saingan di FK-KMK UGM sangat berat, dan kami tidak sanggup ikut jalur mandiri,” katanya.

Begitu melihat namanya lolos, ia langsung bersyukur. Bahkan tekanan darah sang ayah yang sempat sangat tinggi, kembali normal setelah mendengar kabar itu. Tak hanya diterima, ia juga memperoleh beasiswa UKT 100 persen. “Tanpa beasiswa, rasanya sangat berat untuk bisa kuliah di luar Papua,” tutur Erlin.

Kini, Erlin sedang mempersiapkan diri untuk memulai masa kuliah di kampus impiannya. Ia menyadari tantangan baru akan hadir, baik dari segi akademik maupun adaptasi sosial. Namun, semangatnya tidak pernah surut. Ia ingin menjadi dokter yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya mereka yang kurang mampu.

Erlin juga menitipkan pesan kepada teman-teman yang berasal dari daerah terpencil atau keluarga dengan keterbatasan ekonomi. “Jangan pernah takut untuk bermimpi dan mengejar pendidikan tinggi. Tidak ada yang mustahil jika tujuan kita baik dan tulus. Tuhan pasti membuka jalan,” ujarnya penuh keyakinan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us