TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pengin Minimalkan Overthinking, Ini Cara Atasi Menurut Psikolog UGM  

Seseorang alami overthinking saat marah, cemas atau takut

ilustrasi overthingking (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Overthinking menjadi salah satu istilah yang populer saat ini. Namun tahukah kamu, saat ini maknanya telah mengalami pergeseran? Psikolog Fakultas Psikologi UGM, Dr. Nida UI Hasanat, menjelaskan overthinking dalam kajian psikologi dimaknai sebagai cara berpikir yang berlebihan dan arahnya negatif. Namun, istilah ini mengalami pergeseran makna di masyarakat yang hanya diartikan sebagai pemikiran berlebihan. 
 
“Overthinking ini sebenarnya terjadi ketika memikirkan hal-hal yang belum terjadi,” terangnya, Senin (11/7/2022).

 

 

1. Seseorang alami overthinking saat merasa marah, cemas atau takut

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Nida mencontohkan seseorang mahasiswa mengalami kecemasan dan ketakutan saat akan melakukan presentasi. Pemikiran negatif atau tidak percaya dengan diri sendiri saat presentasi, menganggap suaranya jelek sehingga materi tidak bisa tersampaikan, takut dinilai jelek, dan lainnya. Padahal semua ketakutan dan kecemasan tersebut belum tentu terjadi dan hanya berada dalam tataran pemikiran saja. 
 
“Kecemasan, ketakutan akan hal yang belum terjadi maupun masa depan ini muncul karena orang itu overthinking,”ucap dosen Fakultas Psikologi UGM ini.
 

Baca Juga: Pengamat UGM Minta Pertamina Matangkan Kriteria Penerima Subsidi BBM

2. Berdampak pada kesehatan mental

https://unsplash.com/@martzzl

Nida menyampaikan overthinking ini berdampak bagi kesehatan mental. Salah satunya yaitu stres karena otak terlalu banyak memikirkan hal-hal yang belum pasti secara berlebihan. Apabila hal tersebut berlanjut akan berisiko pada gangguan mental. 
 
“Jika overthinking mendominasi kehidupan, maka akan menjadikan yang mengalaminya terdistorsi karena tidak  berada dalam realitas. Banyak orang menjadi bermasalah karena sudah over itu tadi. Bisa mengalami gangguan mental karena tidak bisa lagi membedakan antara realitas dengan yang sebenarnya baru ada dalam pikiran,”urainya.

Baca Juga: UGM Bakal Luncurkan Prototipe Candi Borobudur Versi Metaverse  

Berita Terkini Lainnya