Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Dampak Polusi Kendaraan Bermotor, Krisis Udara Perkotaan

ilustrasi asap dari kendaraan (pexels.com/Harrison Haines)

Polusi kendaraan menjadi salah satu penyumbang utama kerusakan lingkungan di perkotaan. Gas buang kendaraan bermotor menyumbang berbagai zat berbahaya seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan partikel halus (PM2.5) yang membahayakan kesehatan manusia dan ekosistem.

Perkotaan yang padat kendaraan menghadapi masalah lingkungan serius, termasuk penurunan kualitas hidup warganya. Polusi ini bisa merusak infrastruktur kota melalui hujan asam dan korosi. Dampak negatif dari polusi kendaraan mencerminkan perlunya kebijakan yang tegas untuk mengurangi emisi. Berikut lima dampak negatif dari polusi kendaraan di perkotaan dan pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari.

1. Meningkatkan risiko penyakit pernapasan

ilustrasi asap dari kendaraan (pexels.com/04iraq)

Polusi kendaraan menghasilkan partikel halus dan gas beracun yang merusak sistem pernapasan. Penduduk kota sering menghirup udara yang tercemar, sehingga rentan terkena asma, bronkitis, dan penyakit paru-paru kronis. Anak-anak dan lansia menjadi kelompok yang paling rentan terhadap efek ini.

Gas karbon monoksida, misalnya, dapat mengurangi kapasitas darah dalam membawa oksigen, mengakibatkan kelelahan dan masalah kesehatan lainnya. Dampak ini semakin buruk ketika polusi terjadi secara terus-menerus tanpa pengendalian yang memadai. 

2. Sebabkan kerusakan ekosistem perkotaan

ilustrasi asap dari kendaraan (pexels.com/Vlad)

Gas buang kendaraan mencemari lingkungan, mengganggu pertumbuhan tanaman, dan mengubah keseimbangan ekosistem perkotaan. Nitrogen oksida dan sulfur dioksida yang dilepaskan kendaraan berkontribusi pada pembentukan hujan asam. Hujan asam merusak bangunan, infrastruktur, serta tanah, sehingga mempengaruhi produktivitas tanaman. Selain itu, polutan seperti ozon troposfer merusak daun tanaman dan mengurangi kemampuan fotosintesis. Kehilangan vegetasi ini mempengaruhi kualitas udara dan mengurangi keanekaragaman hayati di perkotaan. Ekosistem yang rusak akan memperburuk dampak lingkungan dan meningkatkan biaya pemulihan jangka panjang.

3. Memperburuk perubahan iklim

ilustrasi asap dari kendaraan (pexels.com/Jacob Moore)

Polusi kendaraan menjadi salah satu penyebab utama emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2). Emisi ini mempercepat pemanasan global, yang berdampak pada pola cuaca ekstrem dan kenaikan permukaan laut. Kota-kota besar yang padat kendaraan menghadapi risiko lebih besar akibat perubahan iklim, termasuk banjir dan kekeringan. Selain itu, gas metana dan hidrofluorokarbon yang dihasilkan kendaraan berat juga memperburuk masalah ini. Kontribusi kendaraan terhadap perubahan iklim menunjukkan urgensi untuk mengadopsi teknologi ramah lingkungan seperti kendaraan listrik atau transportasi massal yang rendah emisi.

4. Menurunkan produktivitas ekonomi

ilustrasi asap dari kendaraan (pexels.com/Gera Cejas)

Polusi udara yang parah di perkotaan berdampak pada penurunan produktivitas ekonomi masyarakat. Kesehatan yang terganggu akibat paparan polusi menyebabkan absensi kerja yang meningkat. Biaya pengobatan untuk penyakit terkait polusi juga membebani anggaran keluarga dan pemerintah. Selain itu, kualitas udara yang buruk mengurangi daya tarik kota bagi wisatawan dan investor. Kerugian ekonomi ini mencerminkan hubungan langsung antara kesehatan lingkungan dan stabilitas ekonomi. Tanpa tindakan tegas, polusi kendaraan dapat memperburuk kondisi sosial ekonomi kota besar.

5. Mengurangi kualitas hidup

ilustrasi asap dari kendaraan (pexels.com/Khunkorn Laowisit)

Polusi kendaraan menciptakan lingkungan yang tidak nyaman untuk dihuni, terutama di kota besar. Bau gas buang dan tingkat kebisingan tinggi menurunkan kenyamanan hidup. Selain itu, langit kota sering tertutup kabut asap yang mengurangi visibilitas dan estetika lingkungan. Masyarakat yang terus-menerus terpapar polusi cenderung mengalami stres, gangguan tidur, serta psikologis. Lingkungan yang tercemar juga mempengaruhi pola interaksi sosial, karena orang cenderung menghindari aktivitas luar ruangan. Kondisi ini memperburuk kesejahteraan warga secara keseluruhan dan meningkatkan ketidakpuasan terhadap kualitas hidup di perkotaan.

Polusi kendaraan memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan, lingkungan, ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat perkotaan. Risiko penyakit pernapasan, kerusakan ekosistem, dan perubahan iklim adalah sebagian kecil dari masalah besar yang ditimbulkan. Mengatasi polusi kendaraan memerlukan kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta untuk mengadopsi solusi berkelanjutan. Tanpa upaya konkret, dampak negatif ini akan terus mengancam masa depan kota-kota besar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us