Hindari Hipoksia, Bersepeda Cukup Dilakukan dengan Intensitas Ringan

Hipoksia bisa menyebabkan kematian mendadak

Sleman, IDN Times - Pakar Kedokteran Olahraga, Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), DR. dr. Zaenal Muttaqin Sofro menyarankan masyarakat untuk melakukan olahraga sepeda dengan intensitas ringan. Hal tersebut untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, seperti hipoksia atau kekurangan oksigen jaringan.

Baca Juga: Ini Manfaat Bersepeda untuk Kesehatan, Ayo Gowes!

1. Olahraga intensitas berat akan turunkan pasokan oksigen dalam tubuh

Hindari Hipoksia, Bersepeda Cukup Dilakukan dengan Intensitas RinganKawasan Sudirman-Thamrin ramai pesepeda di tengah pandemik COVID-19 (IDN Times/Aryodamar)

Zaenal menjelaskan, ketika seseorang melakukan olahraga dengan intensitas berat maka pasokan oksigen dalam tubuh menurun. Ditambah dengan penggunaan masker, hal ini akan mengurangi masuknya oksigen ke paru-paru.

Dia menjelaskan, olahraga dengan intensitas berat ini yang berkelanjutan dapat menimbulkan terjadinya hipoksia atau kekurangan oksigen jaringan. Hal itu dapat memperlambat kerja jantung dan juga menimbulkan saluran napas terjepit yang tak jarang mengakibatkan kematian mendadak saat olahraga.

"Olahraga bersepeda di luar rumah itu kan tujuannya rekreasi untuk senang-senang, lakukan dalam intensitas ringan saja. Kalau saat bersepeda berbicara sudah tidak jelas atau tersendat-sendat, tandanya intensitasnya berat dan ini berbahaya," ungkapnya pada Selasa (30/6).

2. Mengacu pada FITT principle

Hindari Hipoksia, Bersepeda Cukup Dilakukan dengan Intensitas RinganWarga bersepeda di kawasan BSD City, Tangerang, Banten (28/6/2020) (IDN Times/Herka Yanis)

Menurut Zaenal, saat melakukan olahraga dengan sepeda dianjurkan untuk tidak dilakukan secara berlebihan dengan intensitas tinggi. Sebab, hal tersebut bisa mengganggu kesehatan. Harus dilakukan dengan mengacu pada FITT principle yakni frequency, intensity, time, and type. Dilakukan 3-5 kali per minggu, intensitas sedang, dan durasi selama 30-45 menit.

"Bersepeda di luar rumah bisa dilakukan dengan konsisten mematuhi protokol kesehatan, tetapi saat pandemik ini lebih baik dengan bersepeda dengan sepeda statis dulu," katanya.

3. Tetap patuhi protokol kesehatan

Hindari Hipoksia, Bersepeda Cukup Dilakukan dengan Intensitas RinganWarga bersepeda di kawasan BSD City, Tangerang, Banten (28/6/2020) (IDN Times/Herka Yanis)

Zaenal mengatakan, agar kegiatan bersepeda tetap aman di tengah COVID-19, maka masyarakat harus tetap menjalankan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Seperti menjaga jarak, membawa minum sendiri, dan lain sebagainya. Selanjutnya, masyarakat juga perlu melengkapi diri dengan alat pelindung seperti helm untuk keselamatan saat bersepeda.

"Para pesepeda juga diharapkan membawa minuman sendiri untuk menjaga kecukupan asupan cairan. Di samping itu, dengan menyiapkan minum sendiri harapannya pesepeda tidak mampir di warung untuk membeli minuman yang bisa berisiko terjadi penularan," terangnya.

Baca Juga: Uniknya Swaspeda, Sepeda Custom Asal Jogja yang Dipakai Risa Saraswati

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya