Saat ini pasar tradisional di Kota Yogyakarta tidak hanya menjadi tempat jual-beli, tapi juga berburu kuliner. Beberapa pasar saat ini menjadi tujuan berburu makanan kekinian, misalnya Pasar Prawirotaman dan Kranggan.
Nah, kali ini ada pasar tradisional yang namanya ramai diperbincangkan sebagai tempat jajan dan nongkrong, yaitu Pasar Condronegaran. Pasar ini terkenal dengan kuliner malamnya yang bervariasi. Apa saja sajian kuliner yang diburu di pasar ini?
Pasar Condronegaran diresmikan tanggal 18 Agustus 1983 oleh Wali Kota Madya Yogyakarta saat itu, Soegiarto. Sebelum menjadi pasar, di lokasi tersebut berdiri Warung PKK RK Gedongkiwo yang menjadi cikal bakal Pasar Condronegaran.
Nama Pasar Condronegaran berasal Gusti Bendoro Raden Ayu Condronegaran yang mempersilakan teras rumahnya atau nDalem Condronegaran dipakai berjualan. Inilah nengapa pasar tersebut lantas diberi nama Pasar Condronegaran.
Di pagi hari, pasar yang terletak di Gedongkiwo, Mantrijeron, Kota Yogyakarta ini, dipakai untuk menjual anake sayur, daging dan sembako. Beranjak sore hingga malam hari, pasar berubah menjadi tempat kuliner.
Buat penikmat dimsum di Jogja, pasti sudah tak asing lagi dengan Uma Yumcha. Salah satu brand dimsum kaki lima dengan rasa bintang lima ini, buka di Pasar Condronegaran dan menjadi salah satu primadonanya.
Harga dimsumnya berkisar mulai Rp3 ribu dengan varian rasa udang, lobster, wortel, jamur, sampai kepiting. Selain juga ada mini pao dengan harga yang sama dengan varian telur asin, ayam kecap, dan lain-lain. Buat kamu pencinta pedas, juga ada ceker mulai Rp10 ribu yang berisi 3 buah.
Tak kalah ramai, ada Sate Ayam Bu Rustik yang cocok banget jadi pilihan menu makan malammu. Potongan ayamnya besar, plus bumbu kacangnya cenderung gurih tapi tetap manis. Apalagi penjualnya pun terkenal ramah bikin tambah betah kan?.
Harga satu tusuknya Rp2 ribu. Jangan lupa sambalnya khas, yakni sambal kecap dengan potongan cabai. Buat kamu yang ingin makan kenyang, bisa tambah ketupat.
Jajan makanan, jangan lupa juga minumnya! Nah, karena kuliner Pasar Condronegaran baru buka sore hingga malam hari, paling pas pilih minum yang hangat untuk, salah satunya memesan wedang bajigur Mbak Watik.
Segelas wedang bajigur cuma dihargai Rp5 ribu. Di dalamnya berisi potongan kolang-kaling, roti tawar, lalu disiram kuah yang dibuat dari santan, jahe, pandan, gula aren, dan rempah lain. Buat yang belum pernah coba, rasanya manis, creamy, tapi ada sedikit rasa pedas.
Makanan khas hajatan, yaitu zuppa soup, juga ditemukan di Pasar Condronegaran. Disajikan panas karena dibuat dadakan sesuai pesanan, bikin rasanya makin enak dengan tekstur renyah di kulit puff bagian atasnya.
Harga semangkuk zuppa soup berkisar Rp15 ribuan saja. Tekstur supnya tidak terlalu kental dengan isi wortel, cincangan ayam, dan jagung manis. Buka dari sore, bisa jadi referensi makan malam yang hangat nan gurih.
Tak lengkap jika sebuah pasar tanpa angkringan. Di Pasar Condronegara, menu wedang angkringan jarang ditemukan di tempat lain. Pilihan wedangnya beragam dan tentu berkhasiat, mulai dari sendang ayu atau wedang kolang-kaling, seruni atau serai dan jeruk nipis, JKN yakni jahe kencur nipis, sampai aneka olahan teh. Soal harga pun beragam, mulai dari Rp5 ribuan saja sudah bisa bikin badan hangat.
Yang perlu diingat saat menjajal kuliner Pasar Condronegaran adalah, jangan lupa membawa uang tunai, karena beberapa gerai belum menyediakan pembayaran digital. Tempatnya yang semi outdoor, bagi kamu yang sering merasa kedingininan lebih baik memakai pakaian yang panjang dan hangat. Selamat jajan!