Masjid Gedhe Kauman, Saksi Perjuangan Rakyat Indonesia

Mulai dari Agresi Militer Belanda hingga reformasi

Yogyakarta, IDN Times - Berwisata ke Malioboro dan dan Keraton Yogyakarta perlu kiranya mampir ke Masjid Agung Yogyakarta, atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Gedhe Kauman. Letaknya tidak jauh dari Keraton, tepatnya di sisi Barat Alun-alun Utara, Jalan Kauman, Gondomanan, Kota Yogyakarta.

Selain digunakan untuk kegiatan peribadatan, Masjid Agung Yogyakarta juga memiliki sejarah penting bagi perjuangan bangsa Indonesia. Di mana masjid ini digunakan sebagai lokasi berkumpulnya para pejuang untuk menyusun strategi melawan penjajah. 

Baca Juga: Masjid Syuhada, Mengenang Gugurnya 21 Syuhada Melawan Jepang

1. Masjid Gedhe Kauman didirikan pada tahun 1773 M

Masjid Gedhe Kauman, Saksi Perjuangan Rakyat IndonesiaSejumlah jamaah menanti ibadah sholat Jumat di Masjid Gedhe Kauman. IDN Times/Tunggul Damarjati

Masjid Agung Yogyakarta, atau yang lebih dikenal sebagai Kagungan Dalem Masjid Gedhe Kauman, menjadi bagian tidak terpisahkan dari Kasultanan Yogyakarta. Di mana masjid ini didirikan sebagai tempat beribadah bagi keluarga raja serta rakyatnya.

Merujuk pada situs resmi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, masjid ini didirikan pada hari Ahad Wage 29 Mei 1773 Masehi, atau 6 Rabiul Akhir 1187 Hijriah/Alip 1699 Jawa. Pendirian masjid atas prakarsa Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Kiai Fakih Ibrahim Diponingrat selaku penghulu keraton. Sedangkan untuk rancangan bangunan Masjid Gedhe Kauman dikerjakan oleh Kiai Wiryokusumo.

2. Dua bangunan kembar di depan serambi jadi ciri khas

Masjid Gedhe Kauman, Saksi Perjuangan Rakyat IndonesiaMasjid Gedhe Kauman. Dok: dpad.jogjaprov.go.id

Gaya arsitektur Masjid Gedhe Kauman mengadopsi Masjid Demak. Ada 4 pilar utama yang dikenal dengan saka guru dengan atap berbentuk tajug lambang teplok atau bentuk atap bersusun tiga, yang menggambarkan tahapan dalam menekuni ilmu tasawuf, yaitu syariat, thareqat, ma’rifat. Selain itu, tiga tingkat pada atap tersebut juga dapat dimaknai sebagai iman, islam, dan ikhsan.

Masjid Gedhe Kauman juga memiliki 48 pilar di dalam bangunan masjid, sementara atapnya terdiri dari 16 sisi dengan tiga tingkat. Merujuk pada buku yang diterbitkan oleh Embun Kalimasada, Masjid Gedhe Kauman punya ciri khas tersendiri, yakni adanya dua bangunan kembar di depan serambi yang disebut dengan Pagongan, yaitu bangunan yang digunakan untuk menyimpan Gamelan yang akan digunakan pada upacara Sekaten memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.

3. Beberapa bagian dari Masjid Gedhe Kauman

Masjid Gedhe Kauman, Saksi Perjuangan Rakyat IndonesiaSalat Jumat di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. IDN Times/Tunggul Damarjati

Masjid Gedhe Kauman terdiri dari beberapa bagian. Pertama, mi’rab atau tempat pengimaman. Lalu ada liwan yaitu ruangan luas yang digunakan untuk para jemaah.

Selanjutnya ada juga serambi yang merupakan bagian luar bangunan, dan tempat wudu. Di dalam Masjid Gedhe juga terdapat ruangan khusus bagi raja ketika hadir di masjid, berada di shaf terdepan, dikenal dengan nama maksura.

4. Digunakan untuk menyusun strategi menghadapi Agresi Belanda

Masjid Gedhe Kauman, Saksi Perjuangan Rakyat Indonesiajogja.antaranews.com

Pada masa awal sebelum kemerdekaan, serambi Masjid Gedhe Kauman juga berfungsi sebagai pengadilan yang dikenal dengan nama Pengadilan Surambi. Tidak hanya itu, Masjid Gedhe Kauman juga berperan penting bagi perlawanan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah. Saat itu, Tentara Rakyat Indonesia bersama para pejuang Asykar Perang Sabil secara r

utin berkumpul di masjid ini untuk menyusun strategi penyerangan melawan Agresi Militer Belanda. Selanjutnya, para pahlawan yang gugur dimakamkan di sisi barat masjid ini.

Bukan hanya itu, Masjid Gedhe juga menjadi sarana perjuangan bagi Komponen Angkatan 66 dalam menumbangkan Orde Lama, maupun bagi pejuang reformasi dalam menumbangkan Orde Baru.

Baca Juga: Unik, Jam Matahari Jadi Penanda Waktu Salat di Masjid Kauman Pandak

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya