TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Masjid Bersejarah di Jogja Kental Arsitektur Jawa

Semua masjid berusia ratusan tahun

Potret Masjid Gedhe Kauman di Yogyakarta (simas.kemenag.go.id)

Pengin ziarah religi di Jogja, kamu wajib mengunjungi beberapa masjid yang banyak tersebar di Kota Yogyakarta. Tak hanya belajar tentang sejarahnya, kamu juga bisa mengambil makna filosofis yang ada di tiap ornamen dan arsitektur masjid. Dimana saja letaknya, yuk kita mulai menjelajah!

1. Masjid Pathok Negara Plosokuning

kebudayaan.kemdikbud.go.id

Masjid Pathok Negara Plosokuning terletak di Minomartani, Ngaglik, Sleman. Dibangun tahun 1724, masjid berwarna kuning ini dibangun oleh Kyai Mursodo yang merupakan putra dari Kyai Nuriman Mlangi atau saudara Sri Sultan Hamengkubuwono I.

Nama Plosokuning diambil dari pohon ploso berdaun kuning yang banyak tumbuh disekitar masjid. Sedangkan nama pathok negara disematkan, karena hampir semua imam masjid menjadi penasihat kerajaan saat itu.

Seperti masjid Jawa lainnya, Masjid Pathok Negara yang telah berumur 300 tahun ini memiliki atap tajug bertingkat dan bangunan bergaya joglo. Di sampingnya terdapat dua kolam yang dulunya difungsikan untuk mencuci kaki jemaah sebelum masuk ke masjid, hal ini dilakukan karena masyarakat zaman dulu belum memakai alas kaki atau masih nyeker.

Baca Juga: Masjid Gedhe Kauman, Saksi Perjuangan Rakyat Indonesia

Baca Juga: 10 Aktris Lawan Main Fedi Nuril di Film Bergenre Religi

2. Masjid Syuhada

Masjid Syuhada (instagram.com/idzatalini)

Di Kotabaru, terdapat Masjid Syuhada yang merupakan salah satu masjid bersejarah. Tahun 2023, Masjid Syuhada ditetapkan menjadi Masjid Agung Kota Yogyakarta. Dibangun pada tahun 1952 dan diresmikan langsung oleh Presiden Soekarno, masjid ini menjadi tempat ibadah sekaligus monumen untuk mengenang peristiwa 7 Oktober, ketika para pemuda melawan Jepang di kawasan Kotabaru. Tak heran bila nama Syuhada disematkan pada masjid ini, yang memiliki arti pejuang.

Masjid ini terdiri dari dua lantai dan didominasi warna hijau baik di dalam maupun di luar bangunan. Bagian atasnya digunakan sebagai tempat salat pria, bagian bawah untuk jemaah wanita. Simbol perjuangan pun disematkan pada beberapa elemen bangunan di Masjid Syuhada, lho. Seperti tangga masuknya yang berjumlah 17 seperti tanggal kemerdekaan Indonesia. Dua tiang utama di dalamnya berbentuk persegi delapan yang melambangkan bulan Agustus. Sedangkan tahun kemerdekaan Indonesia diwakili oleh jumlah kupel atas dan bawah masjid ini. 

3. Masjid Gede Mataram

Masjid Gedhe Mataram di Kotagede, Bantul (visitingjogja.com)

Masjid Gede Mataram terletak di Kotagede dan berdekatan dengan makam keluarga Kerajaan Mataram. Masjid dibangun pada masa pemerintahan Panembahan Senopati tahun 1575-1601 masehi.

Berbeda dari yang lain, Masjid Gede Mataram dikelilingi pagar berarsitektur Hindu dan gerbang yang mirip pura. Saat memasuki kawasan dalam masjid, arsitektur jawa sangat kental terasa. .Masjid mempunyai dua tingkat dengan empat soko guru di bagian tengah. Dominasi kayu dan ukiran menjadi ciri khas arsitektur Jawa pada umumnya yang melekat pada masjid ini. Tak lupa ada kolam bekas blumbang atau tempat cuci kaki pada zaman dulu, sayangnya saat kini sudah tak difungsikan. 

4. Masjid Agung Puro Pakualaman

Masjid Besar Pakualaman (instagram.com/foe_19)

Masjid Agung Puro Pakualam yang terleytak di Gunungketur, Kota Yogyakarta, didirikan tahun 1850 saat Pakualam II berkuasa. Masjid ini memiliki arsitektur jawa dan dilengkapi kolam sebagai cuci kaki di bagian luar. Namun kolam tersebut sudah tidak ada dan diganti teras.

Masjid ini memiliki dominasi warna putih dan kuning, yang merupakan ciri khas Pakualaman. Di dalamnya terdapat mimbar, juga maksura yang merupakan ruang untuk salat raja dan keluarganya. Letaknya ada di depan tepat disamping mimbar. Selain itu terdapat empat prasati di masjid yang bertuliskan bahasa Jawa dan Arab. 

Baca Juga: 9 Agenda Wisata Jogja Oktober 2023, Ada Festival Lampion

Verified Writer

Natasha Wiyanti

I'm still beginner of everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya