Susuri Keajaiban Jogja Lewat Tur Jalan bersama alon.mlampah
Tak ada eksploitasi kemiskinan, malah bantu sebarkan cerita
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Sore itu langit kota Jogja kelabu disertai gerimis yang lama-lama jadi hujan. Di depan Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram, berdiri berdesakan sekelompok orang dengan payung dan jas hujan plastik warna-warni. Bukan, mereka bukan mahasiswa yang akan kuliah, melainkan peserta walking tour yang diadakan oleh alon.mlampah.
Hujan nyatanya tak menyurutkan semangat wisata jalan yang kali itu memiliki rute Ndalem Mangkubumen. "Jadi, Ndalem Mangkubumen ini dulunya adalah tempat tinggal Pangeran Mangkubumi sehingga daerahnya disebut Dalem Mangkubumi," ujar Kartikya Ishlah Utami saat memulai agenda tur pada Sabtu (1/04/2023).
1. Berawal dari teman satu pekerjaan, jadi bekerja sama memulai alon.mlampah
Belum ada satu tahun usia komunitas ini berdiri, tapi pengikut setianya sudah puluhan. Dimulai oleh Kartikya Ishlah Utami dan Munadi Amrillah, keduanya dipertemukan dalam sebuah agenda pekerjaan yang sama. Kartikya yang notabene adalah seorang arsitek lepas, ngobrol dengan Munadi soal kegemarannya bercerita.
"Kebetulan aku 'kan tinggal di jeron beteng (dalam benteng kraton) yang kaya akan sejarah. Dan bapakku kebetulan suka mengajak aku ke museum, ke pameran, sampai akhirnya saat SMA tiap ada teman main, aku ajakin jalan. Tapi waktu itu, aku belum tahu ada yang namanya walking tour," terang Kartikya.
Kemudian di suatu event pekerjaan, Kartikya bertemu dengan Munadi Amrillah, pria kelahiran Sukabumi yang lantas mengenalkannya soal seluk beluk tur berjalan.
"Ada nilai lebihnya dari dia (Kartikya) adalah warga lokal, jadi kalau dari perizinan seperti dimudahkan juga. Akhirnya seperti kepikiran soal mengajak teman-teman lainnya buat jalan," tambah Munadi.
Namun, realisasi pembentukan alon.mlampah justru karena Kartikya dan Munadi ingin menjajal masuk ke Pabrik Gula Madukismo sementara untuk bisa masuk ke pabrik gula tersebut, dibutuhkan minimal 40 orang.
Tak serta merta langsung terkumpul massa menuju Madukismo, keduanya menyusun agenda walking tour di Kauman lebih dulu. Hal ini pun bertujuan untuk mengenalkan alon.mlampah sebagai awalan.
Baca Juga: Menelusuri Sudut Tersembunyi Jogja dengan Berjalan Kaki
Baca Juga: Jogja Heritage Track, Asyiknya Tur Sejarah dengan Bus Unik