TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah Jalan Malioboro, Ikon Yogyakarta yang Punya Makna Mendalam

Merupakan jalan seremonial sejak zaman Sri Sultan HB I

www.kotajogja.com

Jalan Malioboro, nama kawasan tiga jalan yang membentang dari Tugu Putih hingga perempatan Kantor Pos Besar, telah lama menjadi ikon Yogyakarta. Serupa dengan bangunan lain yang ada sejak Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri, jalan ini terkenal karena sejarah dan aktivitas yang dilaksanakan di sana.

Peter Carey dalam Asal Usul Nama Yogyakarta Malioboro (2015) mengatakan Jalan Malioboro diperkirakan merupakan jalan raya seremonial atau râjamârga. Jalan ini, khususnya di momen tertentu, dihias atau didekorasi yang dalam bahasa Sanskerta berarti mâlyabhara.

1. Asal-usul nama Jalan Malioboro

IDN Times/Tunggul Kumoro

Ada pendapat yang menyatakan bahwa nama Malioboro berasal dari gelar Jenderal John Churchill asal Inggris yang berbunyi Duke of Marlborough. Tapi, sejarawan Peter Carey menyanggah argumen itu dengan alasan Yogyakarta tak pernah berada di bawah kendali secara resmi selama Inggris menguasai Jawa pada tahun 1811 hingga 1816.

Baca Juga: Sultan Hamengku Buwono IX, Kisah tentang Dukungan sang Raja pada NKRI

2. Jalan Malioboro berarti Jalan Berhiaskan Untain Bunga

IDN Times/Tunggul Kumoro

Ia justru mengatakan nama jalan ini berasal dari bahasa Sansekerta mâlyabhara yang berarti “berhiaskan untaian bunga”. Pendapat ini ia kemukakan setelah dirinya menemukan petunjuk bahwa kasusastraan India memberikan pengaruh di Jawa dalam bentuk kakawin atau puisi berbahasa Jawa kuno.

3. Berhubungan dengan tata kota Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat

IDN Times/febriana sinta

Argumen Peter Carey di atas diperkuat dengan tata letak Keraton Yogyakarta yang mirip dengan perencanaan kota orang India yang dibangun dengan bentuk segi empat atau persegi panjang dan dekat laut, sungai, atau gunung. Selain itu, kota itu juga berorientasi ke arah titik utama kompas serta memiliki gapura.

Menurut tradisi India, jalan utama kota atau râjamârga membentang dari timur ke barat dan utara ke selatan tersebut dihiasi dengan untaian bunga atau mâlyabhara saat hari perayaan. Jalan Malioboro, dalam hal ini, juga berfungsi sebagai jalan raya seremonial (râjamârga) yang didekorasi saat kunjungan resmi para gubernur jenderal atau pejabat Eropa lain.

4. Tempat pelaksanaan parade tahunan pasukan garnisun Yogyakarta

IDN Times/Tunggul Kumoro

Peter Carey menjelaskan fungsi Jalan Malioboro sebagai râjamârga tetap berlangsung bahkan hingga periode sejak kemerdekaan Indonesia. Hal ini dikarenakan jalan tersebut dipakai sebagai tempat pelaksanaan parade tahunan pasukan garnisun Yogyakarta yang jatuh tiap tanggal 5 Oktober, bertepatan dengan Hari Angkatan Bersenjata.

Perkembangan teknologi lampu gas pada tahun 1890 dan peralihan ke penerangan listrik tahun 1917-1921 menjadikan Jalan Malioboro yang semula merupakan jalan raya seremonial dengan pemukiman yang tertata rapi menjadi pusat pertokoan hingga kini.

Baca Juga: 5 Fakta Taman Sari, Pesanggrahan Keraton yang Punya Banyak Fungsi

Berita Terkini Lainnya