Tetap Gelar Tarawih Berjemaah, Masjid Jogokariyan Manfaatkan GeNose

Untuk skrining bagi jemaah dari luar Kampung Jogokariyan

Yogyakarta, IDN Times - Masjid Jogokariyan di Mantrijeron, Kota Yogyakarta tetap menggelar ibadah salat tarawih berjemaah di tengah masa pandemik COVID-19.

Tak ingin kecolongan dengan kemunculan kasus penularan virus Corona di tengah pelaksanaannya, para pengurus masjid menyediakan layanan pemeriksaan GeNose C19.

Baca Juga: Pasar Tiban Tak Dilarang, Disperindag Sleman: Asalkan Prokes Ketat

1. Khusus warga luar Jogokariyan

Tetap Gelar Tarawih Berjemaah, Masjid Jogokariyan Manfaatkan GeNoseKetua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Ustaz M Jazir. IDN Times/Tunggul Damarjati

Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Ustaz M Jazir menuturkan, layanan pemeriksaan GeNose diprioritaskan bagi warga luar Kampung Jogokariyan.

"Kita ada tim kesehatan poliklinik masjid yang melakukan pemeriksaan. Kita layani jam 9 pagi sampai 4 sore," kata Jazir saat ditemui di Masjid Jogokariyan, Senin (12/4/2021) malam.

Dikatakan Jazir, pemeriksaan diutamakan bagi jemaah luar lantaran pihak masjid telah memiliki data untuk warga Kampung Jogokariyan.

Belum lama ini pengurus masjid juga telah mengadakan swab antigen massal teruntuk para takmir dan warga kampung yang hasilnya bisa dipakai untuk keperluan pendataan.

"Orang luar (Jogokariyan) kalau mereka baru datang pertama kita layani cek suhu saja, kasihan kalau sampai di sini langsung ditolak. Hari berikutnya baru kita layani tes GeNose," jelas Jazir.

2. Jemaah lolos tes dapat kartu penanda

Tetap Gelar Tarawih Berjemaah, Masjid Jogokariyan Manfaatkan GeNosePengurus Masjid Jogokariyan mengadakan tes GeNose C19 bagi jamaah dari luar Kampung Jogokariyan. dok Masjid Jogokariyan

Mekanisme tes ini sediri, dijabarkan Jazir mulanya jemaah mendaftarkan diri terlebih dahulu sebelum mendapat nomor urut tes. Setelahnya mereka mengantre untuk uji napas.

Selepas tes, jemaah yang tidak terindikasi terpapar COVID-19 via pemeriksaan GeNose memperoleh kartu penanda dan bisa melaksanakan salat tarawih berjemaah di Masjid Jogokariyan. Namun, areanya dipisah dengan jemaah asli Kampung Jogokariyan.

"Kita tempatkan di lantai atas. Fasilitas seperti toilet juga kita pisah," sebut Jazir.

Sedangkan jemaah yang terindikasi terpapar COVID-19 dianjurkan menjalani pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit.

"Kalau warga kita otomatis kita tawarkan mau isolasi di rumah atau di tempat yang sudah disediakan pengurus lingkungan. Itu kebutuhannya juga kita cukupi," imbuh Jazir.

Hasil pemeriksaan GeNose di Masjid Jogokariyan diklaim lebih rinci dengan menampilkan tingkat keterpaparan dan rekomendasi tindakan yang harus diambil selanjutnya.

"Ini tadi ada yang terindikasi (terpapar) tapi gak tahu jumlahnya berapa karena saya gak mantau sampai selesai," sambungnya.

3. Tarif Rp15 ribu sekali tes

Tetap Gelar Tarawih Berjemaah, Masjid Jogokariyan Manfaatkan GeNosePengurus Masjid Jogokariyan mengadakan tes GeNose C19 bagi jamaah dari luar Kampung Jogokariyan. dok Masjid Jogokariyan

Disinggung soal tarif, pemeriksaan GeNose dipatok Rp15 ribu sekali tes untuk warga luar kampung. Sementara khusus warga Jogokariyan bebas biaya.

"Itu kita masukkan ke infak masjid, hasilnya kita pakai untuk beli kantong plastik (penampung sampel napas) lagi," ungkap Jazir.

Adapun unit GeNose ini tersedia atas inisiasi para pengurus masjid. Dibeli dengan dana kas masjid pula. Mesin GeNose milik Masjid Jogokariyan bisa dipakai memeriksa hingga seratus orang atau lebih. Tergantung persediaan kantong plastik penampung sampel nafas.

"Kita juga sudah stok (HEPA) filter," tambahnya.

Jazir mengatakan, pihak masjid sebenarnya berniat menambah dua unit GeNose lagi. Akan tetapi harus menunggu lama untuk kedatangannya karena memang perangkat ciptaan para peneliti UGM itu masih diproduksi secara terbatas.

"Ini kita dapat satu saja pesannya sudah tiga bulan lalu. Datangnya baru sepuluh hari lalu," kata Jazir.

4. Tarawih dengan prokes

Tetap Gelar Tarawih Berjemaah, Masjid Jogokariyan Manfaatkan GeNosePelaksanaan salah tarawih berjemaah di Masjid Jogokariyan. IDN Times/Tunggul Damarjati

Pelaksanaan salat tarawih berjemaah di Masjid Jogokariyan sendiri berjalan khusyuk meski harus menyesuaikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Meliputi wajib pengenaan masker bagi tiap jemaah, berjarak tiap safnya, dan pembatasan kapasitas dari 1.300 untuk daya tampung maksimal hingga menjadi 700 orang saja.

Disinfeksi ke setiap sudut bangunan masjid pun rutin dilakukan. Yakni, sebanyak sepuluh kali setiap harinya pada sebelum dan sesudah salat lima waktu.

"Harapannya kita ingin Ramadan tetap bisa melaksanakan ibadah dengan baik, suasana semarak, dan aman," tandasnya.

Baca Juga: Kampoeng Ramadhan Jogokariyan, Surga Jajajan Takjil di Bulan Puasa

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya