Muhadjir Ungkap Ada Pejabat Coba Tutupi Bencana Kelaparan di Papua

Fakta kelaparan diganti penyakit diare 

Yogyakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan ada pihak yang mencoba mengaburkan fakta bencana krisis pangan pemicu kelaparan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Parahnya lagi, kata Muhadjir, hal itu dilakukan oleh oknum pejabat yang meminta bencana tersebut tak diumumkan demi prestasi daerah.

1. Minta diumumkan diare

Muhadjir Ungkap Ada Pejabat Coba Tutupi Bencana Kelaparan di PapuaIlustrasi Papua (IDN Times/Mardya Shakti)

Bencana krisis pangan karena matinya tanaman umbi-umbian imbas cuaca ekstrem telah memicu bencana kelaparan dan jatuhnya korban jiwa di Distrik Agandugume. Kata Muhadjir, saat fenomena ini terjadi malah ada pejabat yang minta agar tak diumumkan.

"Sudah tahu rakyatnya lapar, pejabatnya masih minta supaya tidak diumumkan. Jangan lapar, itu hanya diare. Ya memang diare, tapi diarenya itu karena makan umbi-umbian yang sudah busuk, penuh bakteri, mematikan, ya meninggallah dia," kata Muhadjir di SM Tower and Convention, Kota Yogyakarta, Jumat (11/8/2023).

Kata Muhadjir, secara medis visum dokter memang tak pernah menyebut kelaparan sebagai penyebab kematian. Namun, diare dalam diagnosis dalam kasus di Papua Tengah terjadi sebagai dampak krisis pangan.

2. Makanan pokok membusuk akibat kabut es

Muhadjir Ungkap Ada Pejabat Coba Tutupi Bencana Kelaparan di PapuaPixabay/RoDobby

Muhadjir menjelaskan, tanaman umbi-umbian sebagai makanan pokok warga di sana membusuk karena kabut es yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. Masyarakat yang tak punya banyak pilihan akhirnya memakan tanaman busuk yang mengandung bakteri berbahaya.

"Lha kenapa kok makan umbi-umbian yang sudah membusuk, karena nggak ada yang tidak busuk. Kalau ada yang tidak busuk, kok makan yang busuk, pasti aneh itu kan. Gitu kok dibilang krisis pangan, kelaparan, nggak boleh," keluh Muhadjir.

"Sampai sekdanya taktelepon, gimana sih kok bisa punya pernyataan bahwa itu bukan karena kelaparan tapi karena diare?. (Dijawab) Lha disuruh e, Pak Menko'," sambung Muhadjir menirukan percakapan tanpa mengungkap sosok pejabat termaksud.

Muhadjir mengaku heran masih saja ada pejabat yang tega mementingkan citra pemerintahannya di saat situasi darurat. "Ini mentolo. Ketika rakyat sedang meregang nyawa, itu masih pingin cari-cari, khawatir kalau nanti dianggap tidak berprestasi," sebut mantan Mendikbud itu.

 

Baca Juga: Kelaparan di Papua Tengah, Pemerintah Bakal Tanam Umbi Tahan Kabut Es 

3. Solusi jangka pendek dan menengah

Muhadjir Ungkap Ada Pejabat Coba Tutupi Bencana Kelaparan di PapuaIlustrasi landasan pacu bandara (Unsplash.com/Mohit Kumar)

Muhadjir melanjutkan, situasi di distrik terdampak sudah lebih mendingan setelah Pemerintah Pusat turun tangan. Kementerian PMK, BNPB, Kementerian Sosial, bersama TNI telah menyalurkan bantuan pangan sebagai solusi jangka pendek.

Pemerintah sekarang sedang akan memperpanjang landasan pacu Bandara Sinak di Kabupaten Puncak untuk tempat mendarat pesawat Hercules. Solusi jangka menengah ini bertujuan memudahkan akses bagi pengangkut bahan-bahan pangan terbuka baik jalur udara maupun jalur darat ke depannya.

Pemerintah bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) saat ini sedang mengkaji varietas umbi-umbian yang cocok untuk cuaca dataran tinggi sebagai solusi jangka panjangnya.

Baca Juga: 28 Ribu Warga Gunungkidul Berpotensi Terdampak Kekeringan

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya