28 Ribu Warga Gunungkidul Berpotensi Terdampak Kekeringan

Dampak kekeringan terluas di Kapanewon Saptosari

Bantul, IDN Times - Sebanyak 28 ribu jiwa warga Kabupaten Gunungkidul berpotensi terdampak kekeringan. Saat ini warga sudah membeli air bersih dari truk air,  dan telah mengajukan bantuan droping air bersih ke BPBD atau pihak swasta lainnya.

1. Jumlah warga terdampak kekeringan berpotensi bertambah

28 Ribu Warga Gunungkidul Berpotensi Terdampak KekeringanIlustrasi droping air bersih. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Purwono mengatakan 28 ribu jiwa yang berpotensi terdampak kekeringan bertambah. Berdasarkan prediksi BMKG, puncak kekeringan bakal terjadi mulai bulan ini hingga September mendatang.

Warga yang terdampak kekeringan, menurutnya sudah memiliki sambungan PDAM, namun di beberapa tempat air tidak menyala setiap hari. 

"Jadi sebagian besar itu sudah memiliki sambungan air bersih. Wialayah yang belum sempat giliran, air tampungannya ternyata sudah habis," katanya, Selasa (8/8/2023).

2. Kapanewon Saptosari daerah paling luas terdampak kekeringan

28 Ribu Warga Gunungkidul Berpotensi Terdampak KekeringanIlustrasi sawah mengalami kekeringan. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Saat ini warga yang paling terdampak kekeringan paling luas berada di Kapanewon Saptosari, menyusul sejumlah kapanewon lain yang berada di wilayah selatan Gunungkidul. "Kekeringan paling luas saat ini terjadi di Kapanewon Saptosari," ungkapnya.

Baca Juga: Lahan Tembakau di Gunungkidul Terus Berkurang, Produksi Juga Menurun

3. Warga terpaksa membeli air bersih dari truk tangki air swasta

28 Ribu Warga Gunungkidul Berpotensi Terdampak KekeringanIlustrasi droping air bersih .(dok. istimewa)

Sementara itu salah seorang warga di Padukuhan Dondong, Kalurahan Jetis, Saptosari, Ardi Wiyanto mengatakan, di wilayahnya sudah terdampak kekeringan sejak beberapa minggu terakhir. Bahkan di daerah perbukitan sudah merasakannya sejak Juni 2023 lalu. 

Untuk mencukupi kebutuhan air bersih, warga membeli dari tangki swasta, dengan harga Rp120 ribu sampai Rp150 ribu. 

"Air untuk mencukupi kebutuhan seperti minum, hingga mandi. Di sini tidak ada sumber air. Telaga sudah mengering," katanya.

 

Baca Juga: 7 Foto Rekonstruksi Kasus Mutilasi Sleman di Tempat Kos Tersangka 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya