Kelaparan di Papua Tengah, Pemerintah Bakal Tanam Umbi Tahan Kabut Es
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Pusat sedang mengkaji varietas umbi-umbian untuk menanggulangi bencana krisis pangan dan kelaparan yang terjadi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyebut upaya ini sebagai terobosan untuk solusi jangka panjang.
1. Cari varietas tahan kabut es
Bencana krisis pangan karena membusuknya tanaman umbi-umbian imbas cuaca ekstrem dari kabut es, telah menimbulkan kelaparan dan jatuhnya korban jiwa di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Maka dari itu, kata Muhadjir, pemerintah bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) sedang mengkaji varietas umbi-umbian sebagai makanan pokok yang cocok untuk wilayah tersebut.
"Kita akan mengkaji tentang varietas umbi-umbian yang cocok untuk wilayah itu. Terutama yang tahan ketika ada kabut es," kata Muhadjir di SM Tower and Convention, Kota Yogyakarta, Jumat (11/8/2023).
2. Tanaman yang tumbuh di Dieng
Dijelaskan Muhadjir, Distrik Agandugume sebagai wilayah terdampak krisis pangan dan kelaparan adalah wilayah dataran tinggi. "Ketinggiannya 9 ribu kaki, itu berarti sekitar 4 ribu (kaki) di atas permukaan laut, udaranya tipis," kata Muhadjir.
Oleh karenanya, varietas umbi-umbian yang dicari sekarang ini adalah tanaman yang tumbuh dengan karakteristik daerah serupa, yakni dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah.
"Ya nanti kita cari saya mendapatkan informasi dari ITB ada tanaman tertentu yang sekarang sudah digunakan di pegunungan Dieng. Kita lihat apakah suasana iklimnya dan dinginnya sama dengan Pegunungan Dieng," papar Muhadjir.
Baca Juga: BNPB: 6 Ribu Warga Papua Mengungsi Akibat Kekeringan
3. Ini rencana solusi jangka pendek dan menengah
Muhadjir melanjutkan, situasi di distrik saat ini lebih baik setelah Pemerintah Pusat turun tangan. Kementerian PMK, BNPB, Kementerian Sosial, bersama TNI telah menyalurkan bantuan pangan sebagai solusi jangka pendek.
"Targetnya untuk jangka pendek itu pokoknya sampai tiga bulan ke depan ketersediaan makanan ada cukup," katanya.
Pemerintah akan memperpanjang landasan pacu Bandara Sinak di Kabupaten Puncak untuk tempat mendarat pesawat Hercules. Solusi jangka menengah ini bertujuan memudahkan akses bagi pengangkut bahan-bahan pangan terbuka baik jalur udara maupun jalur darat ke depannya.
"Hercules bisa landing, sehingga kita mengangkut bahan-bahan pangan, termasuk material untuk pembangunan infrastruktur (darat) nanti bisa lewat Sinak ini. Karena Sinak ini bandara yang sangat strategis, bisa menjangkau ke beberapa distrik sekitarnya, tidak hanya di Kabupaten Puncak, termasuk distrik yang ada di kabupaten di luarnya, termasuk Puncak Jaya, Lani Jaya," papar Muhadjir.
Adanya jalur darat bisa menjadi jalan keluar untuk masalah keterbatasan personel yang mampu mendaratkan pesawat di dataran tinggi. Selain itu bisa memangkas biaya mahal pengiriman bantuan lewat jalur udara yang mencapai Rp35 juta untuk sekali mengantar bantuan pangan kurang dari dua ton.
Baca Juga: 28 Ribu Warga Gunungkidul Berpotensi Terdampak Kekeringan