UGM Kembangkan Mobil Listrik untuk Kebutuhan Bandara 

Angkut penumpang, lebih ramah lingkungan

Sleman, IDN Times - Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah mengembangkan dua unit mobil listrik untuk kebutuhan angkutan di bandara maupun di pabrik-pabrik.

Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof Nizam menyebutkan, dua unit mobil listrik yang dikembangkan memiliki konsep tempat duduk terbuka, di mana nanti selain bisa mengangkut penumpang, juga bisa digunakan untuk aktivitas angkut barang di bandara maupun pabrik.

Baca Juga: Kondisi Sepi, Underpass YIA Malah Jadi Lokasi Ajang Balap Mobil

1. Bandara selama ini andalkan kendaraan diesel

UGM Kembangkan Mobil Listrik untuk Kebutuhan Bandara IDN Times/Holy Kartika

Menurut Nizam, selama ini mobil pengangkut yang ada di bandara maupun pabrik kebanyakan mengandalkan kendaraan diesel, sehingga cenderung tidak ramah lingkungan. Untuk itu, saat ini pihaknya sedang berfokus melakukan pengembangan mobil listrik yang siap untuk diujicobakan.

"Beberapa kendaraan listrik sudah uji coba, kalau itu cukup handal bisa digunakan di seluruh bandara di Indonesia. Untuk angkut penumpang, yang sangat banyak kebutuhan untuk bagasi," terangnya dalam jumpa pers Technoride Epic Endurance Cycling 2020 Sabtu (15/2) sore.

Nizam menyebutkan, untuk pengembangan mobil listrik sendiri sudah dilakukan UGM sejak 10 tahun terakhir. Menurutnya, ketika sudah keluar satu prototipe dan ketika sudah terstandarisasi, dalam 1 bulan pihaknya mampu untuk memproduksi 4-5 unit.

"Kita sedang cari pendanaan, nanti bisa buat lini produksi dalam skala kecil, bisa setahun 50. Sambil mencari mitra untuk bisa bersama, karena perguruan tinggi bukan pabrik, jadi kita bagian penelitiannya," jelasnya.

2. Ketika sudah produksi massal, 1 unit bisa dihargai sekitar 150-200 juta

UGM Kembangkan Mobil Listrik untuk Kebutuhan Bandara Dok: istimewa

Menurut Nizam, saat ini kedua unit mobil listrik yang dikembangkan sedang dalam proses uji kelayakan. Ketika uji kelayakan sudah dilakukan, langkah yang disiapkan yakni proses sertifikasi. Baru setelahnya pihaknya bisa mencari investor maupun bekerja sama dengan industri untuk melakukan produksi secara massal. Menurutnya, nantinya ketika sudah bisa diproduksi secara massal, 1 unit mobil bisa dijual dengan harga sekitar 150-200 jutaan.

"Orientasi kami kebutuhan masyarakat luas, utamanya untuk masyarakat kebanyakan. Arahnya kebutuhan itu. Selain itu nanti juga dikembangkan berbasis otomatis. Jadi ada operator, bisa otomatis ambil, tumpuk dan mengalihkan logistik di bandara," ungkapnya.

3. Berkapasitas 5 orang

UGM Kembangkan Mobil Listrik untuk Kebutuhan Bandara Manajer Penelitian dan Pengabdian FT UGM Yano Surya Pradana. IDN Times/Siti Umaiyah

Sementara itu, Manajer Penelitian dan Pengabdian FT UGM Yano Surya Pradana menerangkan untuk spesifikasi mobil listrik yang dikembangkan yakni memiliki kapasitas 5 orang dengan kecepatan maksimal 21 km/jam. Tidak hanya itu, saat ini baterai sudah diuji dari Yogyakarta menuju bandara YIA dengan menempuh jarak sekitar 42 km dan mengkonsumsi aki diperkirakan 2/3 dari total baterai penuh.

"Dalam satu tahun ini kita mengejar prototipe yang bisa diuji coba. Sehingga setelah tes diharapkan bisa digunakan. Karena ini juga menyangkut kendaraan listrik, di mana beberapa spesifikasi diharuskan terpenuhi persyaratannya, seperti safety-nya," terangnya.

Baca Juga: Hari Pendidikan Tinggi Teknik ke-74, FT UGM Gelar Lomba Balap Sepeda

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya