Tertunda saat PPKM, Program Si Wolly Nyaman di Sleman Dimulai Lagi

Nyamuk ber-Wolbachia untuk cegah DBD

Sleman, IDN Times - Setelah sempat ditunda lantaran penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan Level 4 sejak Juli 2021, kini program Si Wolly Nyaman untuk mencegah demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sleman kembali dimulai.

Kegiatan operasional di lapangan Program Si Wolly Nyaman ini dimulai secara bertahap pada 9 Agustus 2021 setelah melalui serangkaian rapat koordinasi dan evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan WMP Yogyakarta.

Baca Juga: Kendalikan Kasus Demam Berdarah, Sleman Luncurkan Si Wolly Nyaman

1. Sempat ditunda, kemungkinan persentase nyamuk ber-Wolbachia masih rendah

Tertunda saat PPKM, Program Si Wolly Nyaman di Sleman Dimulai LagiUGM dan WMP raih penghargaan Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Dok: istimewa

Manager Pelaksana WMP Yogyakarta, M Ridwan Ansari, menjelaskan lantaran sempat mengalami penundaan selama kurang lebih satu bulan, selama Juli 2021, maka kemungkinan persentase nyamuk yang ber-Wolbachia di wilayah masih rendah. Penitipan telur nyamuk di rumah OTA dan fasilitas umum yang dimulai pada 9 Agustus lalu merupakan rilis perdana kembali.

"Sehingga, durasi penitipan ember akan berlangsung sejak Agustus 2021 hingga Januari 2022," ungkapnya pada Rabu (18/8/2021).

2. Pelaksanaan akan dilakukan dengan protokol COVID-19

Tertunda saat PPKM, Program Si Wolly Nyaman di Sleman Dimulai LagiPeluncuran program Si Wolly Nyaman. Dok: istimewa

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Purnama menjelaskan pelaksanaan kegiatan program Si Wolly Nyaman ini akan dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan dan penularan COVID-19.

Adapun prosedur pelaksanaannya, yaitu pertama, kader dan staf WMP Yogyakarta saat melakukan penitipan ember tetap mematuhi 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.

Kedua, sebisa mungkin meminimalkan jumlah orang dan durasi waktu, terutama saat proses briefing persiapan penitipan ember. Ketiga, proses penitipan ember dan penggantian telur dilakukan tanpa kontak dengan OTA, sehingga komunikasi pra penitipan telur akan dilakukan melalui WhatsApp atau SMS.

Keempat, bagi OTA, kader, dan staf WMP Yogyakarta yang mengalami kontak erat atau dinyatakan terpapar COVID 19, dimohon menginformasikan secara terbuka untuk mencegah penularan lokal COVID 19.

"Kelima, tidak memberi jamuan makanan atau minuman di tempat kepada kader/staf WMP yang bertugas," jelasnya.

3. Masyarakat Sleman masih perlu waspada terhadap DBD

Tertunda saat PPKM, Program Si Wolly Nyaman di Sleman Dimulai Lagipexels.com/ Pixabay

Menurut Cahya, lantaran persentase Wolbachia yang masih rendah sehingga belum memberikan perlindungan dari infeksi DBD, maka warga Sleman perlu lebih waspada terhadap DBD. Hal tersebut dilakukan dengan program 4M Plus.

"(Masyarakat diharapkan) melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) meliputi 4M Plus dan menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS}," paparnya.

Baca Juga: DBD Jadi Ancaman Berbahaya di Tengah Fokus Penanganan Pandemik COVID

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya