Mobilitas Tinggi Jadi Salah Satu Penyebab Melonjaknya ODP di Sleman

Ada 1010 ODP di Sleman

Sleman, IDN Times - Sampai Jumat (10/4), Pemerintah Kabupaten Sleman mencatat 1010 orang dalam pemantauan (ODP), 113 pasien dalam pengawasan (ODP) serta 20 kasus positif COVID-19.

Baca Juga: Pulang Kampung Akibat PHK, Dua Warga Bantul Malah Ditolak Warga

1. Jumlah ODP tertinggi di Kabupaten Sleman ditempati oleh Kecamatan Sleman

Mobilitas Tinggi Jadi Salah Satu Penyebab Melonjaknya ODP di SlemanSumber: instagram kabarsleman

Melihat data yang ada, jumlah ODP COVID-19 di Kabupaten Sleman tertinggi ditempati oleh Kecamatan Sleman, yakni terdapat 185 orang. Posisi kedua, ditempati oleh Kecamatan Depok, yang mencapai 184 orang. Untuk posisi ketiga, ditempati oleh Kecamatan Kalasan yang mencapai 102 orang. Sedangkan kecamatan lain, jumlah kasus ODP tidak sampai mencapai 100 orang.

Untuk kasus PDP, jumlah kasus terbanyak ditempati oleh Kecamatan Depok yang mencapai 25 orang. Kedua ditempati Kecamatan Ngaglik yang mencapai 23 orang. Sedangkan posisi ketiga, ditempati oleh Kecamatan Kalasan dan Mlati yang mencapai 11 orang.

Untuk kasus positif COVID-19, jumlah tertinggi ditempati oleh Kecamatan Ngaglik, yang mencapai 5 kasus. Kedua, Kecamatan Depok yang mencapai 4 kasus dan ketiga Kecamatan Mlati yang mencapai 3 kasus.

2. Mobilitas tinggi jadi salah satu faktor

Mobilitas Tinggi Jadi Salah Satu Penyebab Melonjaknya ODP di SlemanSumber: instagram kabarsleman

Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Sleman Shavitri N. Dewi menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya jumlah ODP, PDP maupun positif COVID-19. Faktor tersebut bukan hanya dikarenakan banyaknya jumlah pemudik, namun juga karena mobilitas tinggi di wilayah yang bersangkutan.

"Jadi asumsinya tidak semua sebagai pemudik. Sebagian kemungkinan karena mobilitas warganya yang cukup tinggi," ungkapnya.

3. Masyarakat cukup kompak bahu membahu tangani COVID-19

Mobilitas Tinggi Jadi Salah Satu Penyebab Melonjaknya ODP di SlemanIlustrasi Karantina wilayah di Dusun Sedan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman. Dokumentasi warga

Shavitri menyebutkan, jika dilihat, masyarakat Sleman sudah cukup bagus bahu membahu dalam menangani COVID-19. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya masyarakat yang secara sukarela melakukan karantina wilayah di tingkat padukuhan, penyemprotan disinfektan secara mandiri maupun memantau pemudik dan mengingatkan untuk ke faskes bila ada gejala.

Akan tetapi, ada hal lain yang menjadi catatan, seperti masih banyaknya yang keluar rumah tanpa menggunakan masker maupun masih ada yang bergerombol.

"Sayang masih cukup banyak yang keluar rumah gak pakai masker, masih belum jaga jarak, masih banyak bergerombol," ungkapnya.

Baca Juga: Ini Identitas Jenazah yang Ditemukan di Laguna Pantai Samas Bantul

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya