Kisah Siswa di Yogyakarta Ikuti KBM Daring di Tengah Keterbatasan

Sebagian siswa juga nyambi bekerja

Sleman, IDN Times - Di tengah pandemik COVID-19, tidak semua siswa bisa belajar secara daring dengan mudah. Ada sejumlah siswa yang harus menempuh berbagai cara agar bisa mengakses pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan sistem daring.

Hal serupa juga dialami oleh siswa-siswi SMP/SMA Gotong Royong yang berlokasi di Tegalrejo, Yogyakarta. Kondisi keuangan keluarga yang tidak memungkinkan, membuat sejumlah siswa tidak memiliki gadget sendiri. Beberapa di antaranya harus menumpang gadget ke tetangga untuk bisa mengakses materi pelajaran.

Baca Juga: Kisah Para Guru di DIY, Berjuang Mengajar di Tengah Pandemik Corona

1. Sejumlah siswa jalani rutinitas belajar sambil bekerja

Kisah Siswa di Yogyakarta Ikuti KBM Daring di Tengah KeterbatasanSiswa-siswi SMP Gotong Royong saat menjalani proses KBM sebelum pandemik COVID-19. Dok: istimewa

Terhitung sejak tanggal 16 Maret 2020, seluruh proses pembelajaran di SMP/SMA Gotong Royong dilakukan secara daring. Kepala SMP Gotong Royong, Amelita Tarigan menyebutkan, hanya ketika ada hal-hal tertentu yang bersifat urgen, guru dan karyawan harus menuju ke sekolah.

Menurut Amelita, latar belakang keluarga terkadang memaksa siswa harus menjalani proses belajar sambil bekerja sampingan. Hal tersebut pula yang membuat pihaknya terus memotivasi agar siswa tetap semangat untuk terus belajar.

"Karena latar belakang keluarga, mereka setelah selesai sekolah lanjut bekerja. (Bekerja di) industri rumahan di sekitar rumah mereka. Karena sudah terbiasa mereka tidak merasa sulit, tugas juga lancar, tapi mungkin capek," ungkapnya pada Rabu (29/4).

2. Tempuh segala cara agar bisa mengakses pelajaran

Kisah Siswa di Yogyakarta Ikuti KBM Daring di Tengah KeterbatasanSiswa-siswi SMP Gotong Royong saat menjalani proses KBM sebelum pandemik COVID-19. Dok: istimewa

Belajar secara daring tidak selamanya mudah dilakukan, sejumlah siswa yang memiliki keterbatasan sarana prasarana, baik gadget maupun pulsa internet, terpaksa harus meminjam gadget milik teman maupun tetangga, untuk mengakses tugas.

Amelita menyebutkan, sekolah pun sudah berusaha agar siswa tidak terbebani dengan pembelajaran secara daring, salah satunya dengan memperlonggar pengumpulan tugas, memberi tugas dengan menonton tayangan di TVRI bagi yang memiliki TV, memberikan bantuan pulsa internet, maupun memberikan opsi pengumpulan tugas secara manual ke sekolah.

"(Pulsa internet) kemarin ada bantuan dari donatur cuman kendala nomor ganti-ganti dan pinjaman. (Tugas diberikan melalui) WA grup, yang tidak punya HP manual diantar ke sekolah, bisa anaknya bisa orangtuanya," paparnya.

3. Berikan bantuan sembako ke siswa

Kisah Siswa di Yogyakarta Ikuti KBM Daring di Tengah KeterbatasanSiswa-siswi SMP Gotong Royong saat menjalani proses KBM sebelum pandemik COVID-19. Dok: istimewa

Untuk meringankan beban keluarga siswa di tengah pandemik COVID-19, pihak sekolah pun berusaha memberikan sembako ke semua siswa, baik SMP maupun SMA Gotong Royong. Amelita menyebutkan, sudah terhitung dua kali pihaknya menyalurkan sembako yang berasal dari sumbangan para donatur.

"Puji Tuhan sudah 2 kali ini. Saya mengetuk hati teman kolega untuk berbagi di masa sulit. Saya yakin mereka juga sulit, tetapi dengan niat baik semua pasti ada jalan," ungkapnya.

Amelita berharap, ke depan pihaknya bisa terus meringankan beban keluarga siswa dengan cara pemberian sembako kembali.

Baca Juga: Kisah Relawan Pengubur Jenazah: Cegah Warga Gaduh Selama Pandemi (1)

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya