70 Persen Gereja Protestan di Sleman Tak Gelar Ibadah Natal Tatap Muka

Ibadah luring digelar beberapa kali untuk mencegah kerumunan

Sleman, IDN Times - Pandemik COVID-19 membuat gereja-gereja yang biasanya menyelenggarakan Ibadah Natal secara luring, harus berganti dengan melakukan ibadah daring.

Sekretaris Umum Badan Kerja Sama Gereja Gereja Kristen (BKSGK) Kabupaten Sleman, Pendeta Eko Kurniawan Wibowo, menjelaskan dari laporan yang dihimpun BKSGK, kurang lebih 70 persen gereja Protestan di Kabupaten Sleman melakukan ibadah Natal secara daring.

"Ibadah Natal pada dasarnya berjalan dengan sangat ketat, kebanyakan menggunakan daring, 70 persen gereja menggunakan daring," ungkapnya pada Jumat (25/12/2020).

Baca Juga: Misa Natal di Gereja HKTY Ganjuran Berjalan Khidmat di Kala Pandemik

1. Tidak ada agenda lain selain ibadah

70 Persen Gereja Protestan di Sleman Tak Gelar Ibadah Natal Tatap MukaIDN Times/Azzis Zulkhairil

Pendeta Eko menerangkan, pada pelaksanaan Natal tahun ini tidak ada agenda lain yang diselenggarakan gereja selain ibadah. Di malam Natal pun, 90 persen gereja juga memilih menyelenggarakan ibadah secara daring.

"Agenda hari ini cukup ibadah dan pulang. Tidak ada agenda lain. Ibadah malam Natal rata-rata daring semua, 90 persen. Karena malam cenderung agak susah, banyak yang dilakukan secara daring," katanya.

2. Membagi jadi beberapa kloter

70 Persen Gereja Protestan di Sleman Tak Gelar Ibadah Natal Tatap MukaIlustrasi gereja (Dok Gereja Paroki Bongsari Semarang)

Menurut Pendeta Eko, mayoritas, di gereja kecil yang menyelenggarakan ibadah secara luring, ibadah hanya dilakukan satu kali. Sementara itu, untuk gereja besar yang biasanya menyelenggarakan ibadah hanya dua kali, saat pandemik dibagi jadi 4 hingga 5 kali. Hal ini untuk menghindari kerumunan.

"Sejauh ini berjalan aman jam ibadah dibatasi, tidak boleh lebih dari 1 jam dan tidak ada acara makan, kalau ada di bungkus dan dibawa pulang," terangnya.

3. Jemaat diimbau untuk disiplin protokol

70 Persen Gereja Protestan di Sleman Tak Gelar Ibadah Natal Tatap MukaIlustrasi aktivitas ibadah di gereja. ANTARA FOTO/Fauzan

Pendeta Eko menjelaskan, di dalam kotbah Natal juga telah disinggung bahwa pandemik COVID-19 tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir, oleh karenanya kedisiplinan harus dilakukan di mana pun.

"Kami memang mengimbau kepada umat, salah satu cara untuk menghentikan pandemik tidak hanya menunggu vaksin dan penemuan terbaru untuk menanggulangi, tapi juga kedisiplinan. Penekanan terhadap kedisiplinan umat untuk taat protokol, itu yang kami tekankan untuk memutus rantai," paparnya.

Baca Juga: Mayoritas Gereja Kristen di Sleman Gelar Ibadah Natal secara Daring

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya