Yogyakarta, IDN Times - PT Angkasa Pura I menargetkan pada Maret-April 2020 mendatang, maskapai asing mulai bisa mendaratkan pesawat berbadan besar di Yogyakarta International Airport (YIA).
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi saat menghadiri acara bersama Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Senin (12/11).
"Kami targetkan pada Maret atau April 2020, penerbangan internasional sudah bisa beroperasi di YIA," ungkap Fahmi.
Fahmi mengungkapkan progres pembangunan fisik bandara baru di Kulon Progo ini telah mencapai 86 persen. Diharapkan pada Desember 2019, sejumlah konstruksi bangunan utama dapat segera rampung.
"Sehingga nanti di bulan Januari 2020, kami sudah bisa memulai proses pemindahan penerbangan. Karena selama proses pemindahan juga akan ada proses verifikasi dan lain-lain," ujar Fahmi.
YIA akan menjadi gerbang baru bagi masuknya wisatawan mancanegara dari berbagai belahan dunia ke Indonesia. Terutama wisatawan mancanegara yang selama ini harus melewati Jakarta atau Bali untuk berkunjung ke Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Terkait tahapan operasional penerbangan internasional di YIA, Fahmi mengungkapkan akan fokuskan pemindahan penerbangan internasional yang ada di Bandara Internasional Adisutjipto lebih dulu.
"Lalu nanti akan ada tambahan beberapa airlines yang sekarang sudah melakukan review. Ada juga beberapa airlines dari Timur Tengah yang sudah mempersiapkan. Harapannya, airlines internasional ini dapat membawa banyak turis ke Yogyakarta," jelas Fahmi.
Plt General Manager Yogyakarta International Airport, Agus Pandu Purnama, mengungkapkan jumlah penumpang di bandara yang berlokasi di Temon, Kulon Progo ini terus meningkat. Setiap hari rata-rata jumlah penumpang, baik yang berangkat maupun datang ke YIA mencapai 2.000 orang.
"Saat ini, sudah ada 32 penerbangan yang beroperasi di YIA, sedangkan di Bandara Adisutjipto ada 167 penerbangan. Sekarang semakin banyak penumpang yang memanfaatkan YIA," ujar Pandu.
Yogyakarta International Airport menjadi bandara yang dirancang dengan kapasitas runway yang dapat didarati pesawat berbadan lebar dan berbobot sangat berat. Fahmi berharap bandara ini tidak hanya dapat mengangkut lebih banyak wisatawan mancanegara, tetapi juga dapat mengakomodasi dan mendukung seluruh aktivitas di DIY.
"Terkait akses transportasi ke YIA, juga terus kami diskusikan dengan pihak terkait. Tentu yang diprioritaskan adalah orang-orang yang mau ke YIA naik kereta api. Tentu kami akan mendiskusikan kepastian waktu tempuh, agar sesuai dengan jam penerbangan caln penumpang yang akan tebang dari YIA," papar Fahmi.