Mahasiswa UGM Belajar Bisnis Sepak Bola di Manchester City

Mahasiswa mengikuti kegiatan pembelajaran di luar kelas, salah satunya di Stadion Etihad yang merupakan markas Manchester City Football Club. Para mahasiswa belajar klub sepak bola memanfaatkan segala peluang bisnis bukan saja untuk memajukan klub, namun juga perekonomian kota Manchester. 

Ia menerangkan, dalam kunjungannya mahasiswa diajak berkeliling stadium untuk melihat fasilitas yang dapat menunjang performa tim sekaligus meningkatkan pemasukan untuk klub dan juga kota Manchester.

“Mereka bersikap profesional dengan menyambut kami dengan baik, dan menjelaskan secara rinci dari sudut ke sudut bangunan,” imbuhnya.

Selain Elita, mahasiswa UGM yang mengikuti kegiatan adalah Farhan Fadhlurrahman dari Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Mesin, Galih Puji Kurniawan dan Maryam Jundiah Rahmah dari Program Studi Sarjana Terapan Manajemen Penilaian Properti, serta Nadiva Rizkita Agustina dari Program Studi Sarjana Terapan Bahasa Inggris.  

Manchester City merupakan salah satu dari tujuh industri ternama di Inggris yang yang dikunjungi oleh mahasiswa UGM penerima beasiswa IISMAVO dalam rangkaian the Pride of Britain Tour. Selain klub tersebut, mereka juga berkunjung dan belajar di Jaguar Land Rover, Bloomberg, Morgan Motor Company, Brompton, Mini Cooper, dan JCB. 

“Kunjungan industri sangat penting bagi mahasiswa vokasi karena pendidikan vokasi sangat erat berkaitan dengan dunia industri. Selain belajar banyak hal dari perusahaan yang dikunjungi, dari kegiatan ini saya sadar bahwa sikap, tingkah laku, dan disiplin yang tinggi wajib dimiliki oleh setiap mahasiswa agar mampu bersaing di dunia global,” terang Galih.

Mahasiswa menjalankan dua proyek yakni SIMBIO dan Electric Vehicle (EV) yang menerapkan konsep circular bioeconomy dalam prototype dan mencari solusi untuk bioplastic supply chain, sedangkan EV project merupakan tugas akhir yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi penerapan EV di Indonesia. 

Nadiva mengatakan bahwa banyak pengalaman berharga yang juga didapatkan dari berbagai kegiatan non-akademik. “Ada banyak komunitas yang bisa kami ikuti, dan di situ kami  bertemu dengan banyak mahasiswa lain yang berasal dari berbagai negara untuk saling mengenal bahasa serta budaya satu sama lain,” imbuh Rahmah.