Petani di Parangtritis Bantul Rasakan Manfaat Agro Electrifying

Produktivitas hasil pertanian tak hanya tergantung irigasi

Bantul, IDN Times - ‎Petani holtikultura, seperti bawang merah dan cabai, di Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, kini merasakan manfaat dengan adanya agro electrifying di lahan mereka, khususnya ketika musim kemarau.

Hal ini dikarenakan pada saat hujan tidak turun, para petani biasanya harus mengandalkan pompa air berbahan bakar minyak untuk irigasi atau penyiraman tanaman holtikultura mereka, yang pada akhirnya meningkatkan biaya pemeliharaan tanaman tersebut. Dengan pompa air listrik, biaya tersebut bisa ditekan secara signifikan.

1. Mampu tekan biaya irigasi dan penyiraman mencapai 80 persen‎

Petani di Parangtritis Bantul Rasakan Manfaat Agro ElectrifyingIlustrasi petani lahan pasir di Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Salah satu petani bawang merah di Kalurahan Parangtritis, Surawal, mengungkapkan bahwa selama masa tanam hingga panen di lahan seluas sekitar 900 meter persegi, diperlukan biaya sekitar Rp600 ribu untuk irigasi atau penyiraman menggunakan pompa air berbahan bakar minyak.

Namun, setelah beralih ke penggunaan pompa air listrik, biaya untuk irigasi atau penyiraman bawang merah dari proses penanaman bibit hingga siap panen hanya sekitar Rp80 ribu. Hal ini menunjukkan efisiensi yang besar dalam penggunaan energi listrik untuk pertanian di wilayah tersebut.

"Jadi memang ‎agro electrifying sangat membantu petani dan meringankan petani dalam biaya penyiraman atau irigasi di saat musim kemarau. Sebab selama ini hanya mengandalkan irigasi atau penyiraman dari sumur pompa menggunakan pompa air berbahan bakar fosil," ujarnya, Minggu (27/8/2023).

2. Agro electrifying bukan penentu produktivitas hasil pertanian meningkat tajam‎

Petani di Parangtritis Bantul Rasakan Manfaat Agro ElectrifyingPetani panen bawang merah metode agro electrifying.(IDN Times/Daruwaskita)

Surawal menjelaskan bahwa biaya pemasangan jaringan listrik hingga mencapai lahan pertanian tidak terlalu mahal. Sebab, hal ini merupakan program pemerintah yang memberikan subsidi kepada petani. Meskipun demikian, belum semua petani holtikultura di Kalurahan Parangtritis memanfaatkan fasilitas tersebut karena berbagai alasan.

"Saya saja mendaftar awal tahun 2023 dan baru terpasang jaringan listrik hingga sawah yang saya garap sekitar dua bulan yang lalu," ucapnya.

"Ya memang harus antre, kan yang mengajukan pemasangan listrik untuk persawahan cukup banyak sehingga butuh waktu bagi PLN untuk memasang instalasi listriknya," tambahnya lagi.

Bagi para petani di Kalurahan Parangtritis, agro electrifying memang memberikan manfaat dalam menekan biaya penyiraman tanaman holtikultura. Namun, Surawal menjelaskan tingkat produktivitas hasil panen tidak hanya dipengaruhi oleh faktor penyiraman saja. Ada banyak faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas.

"Irigasi atau penyiraman hanya salah satu faktor pendukung hasil produktivitas tanaman meningkat namun ada faktor lain, mulai dari penyiapan lahan, kualitas bibit hingga proses pemeliharaan ketika bibit ditanam hingga panen. Itu kan butuh pupuk, butuh obat-obatan lainnya," tambahnya lagi.

Baca Juga: Sekitar 1.500 Petani Bantul Gunakan Alat Pertanian Berbasis Listrik

3. Agro electrifying mendapatkan dukungan dari dana keistimewaan

Petani di Parangtritis Bantul Rasakan Manfaat Agro ElectrifyingGubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. (IDN Times/Daruwaskita)

Sebelumnya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, saat acara panen raya bawang merah dengan metode agro electrifying di Kalurahan Parangtritis pada Kamis (24/8/2023), menyatakan bahwa penggunaan agro electrifying terbukti mampu menghemat 70 persen biaya pemeliharaan dan menjadikan pertanian lebih ramah lingkungan karena bebas polusi.

"Metode agro electrifying mendapatkan dukungan dari dana keistimewaan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional," katanya.

Sri Sultan menyatakan bahwa keberhasilan metode agro electrifying dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Namun, dalam konteks ini, petani juga diingatkan untuk tidak terlena dengan perilaku konsumtif sehingga melupakan tanggung jawab mereka untuk menyejahterakan keluarga mereka.

"Saya kira dengan kenaikan penghasilan itu bagaimana kehidupan keluarga bisa lebih baik. Jangan 'Mo Limo' (madon, mendem, maling, main, madat/main perempuan, mabuk, judi, narkoba)," tegasnya.‎

Baca Juga: Electrifying Agriculture Menarik Anak Muda di Bantul Jadi Petani

Hironymus Daruwaskita Photo Community Writer Hironymus Daruwaskita

Main sambil kerja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya