Sultan HB X Dukung Pembatasan Akses Masuk Pengunjung ke Malioboro
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kota Yogyakarta, IDN Times- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengapresiasi langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melakukan pembatasan akses masuk pengunjung ke Malioboro.
Menurut Sultan masyarakat perlu dididik disiplin untuk patuh protokol kesehatan COVID-19.
"Tidak apa-apa, karena masyarakat perlu dididik karena disiplin itu tidak mudah. Jadi, saya memang punya kesepakatan dengan Pak Walikota dan Wakil Walikota, keluar masuk Malioboro tidak pakai masker suruh pulang. Kita lebih baik keras sekarang supaya COVID-19 kedua itu tidak muncul di Yogyakarta," ujar Sultan di Kompleks Kepatihan, Kamis (11/6).
1. Perlu bersikap tegas
Sultan menyatakan perlu bersikap tegas kepada pengunjung di Malioboro agar mau memakai masker dan melakukan physical distancing.
"Malioboro juga dibuat alur jalan masuk dan keluar. Ada pintu utara, tengah dan selatan. Di sana ada alur pejalan kaki sehingga tidak bersinggungan. Tapi kalau tidak masker langsung kami minta balik kanan," tegas Sultan.
Baca Juga: Masuk Malioboro, Kini Wajib Masker dan Pindai Barcode
2. Ke Malioboro jangan hanya untuk pamer
Sultan juga memberi wejangan kepada pesepeda. Idealnya bersepeda memang tidak mengenakan masker hal ini untuk mengantisipasi kekurangan pasokan oksigen ke otak. Dirinya tak melarang warganya untuk berolahraga asalkan mampu menempatkan diri dengan baik.
"Bersepeda jarak jauh lalu sekadar pamer di Malioboro hati hati kalau pakai masker. Olahraga sesuai porsi saja," pesan Sultan.
3. Pengunjung Malioboro akan diperiksa suhu tubuh
Dalam simulasi yang dilakukan Pemkot Yogyakarta pada Kamis (11/6), pengunjung akan didata melalui sistem barcode. Pendataan ini dilakukan untuk memonitor keberadaan seseorang.
"Setiap pengunjung akan memindai barcode pada setiap kawasan terus langsung dikirimkan ke server Pemkot Yogya. Sehingga, kita bisa memonitor keberadaan seseorang. Fungsinya jika di suatu kawasan ditemukan kasus COVID-19 kita bisa melacak dan melakukan tracing lebih mudah," terang Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.
Usai memindai barcode yang terpasang di beberapa lokasi kunjungan, pengunjung akan diminta mengisi data diri melalui HP masing-masing pengunjung. Metode ini dapat memudahkan penelusuran penyebaran kasus COVID-19.
Baca Juga: Abaikan Protokol COVID-19, Sultan Ancam Tutup Malioboro