Sri Sultan Berencana Beri Bansos Bagi Lansia Miskin di Jogja   

Sri Sultan nilai perhitungan kemiskinan di DIY tidak adil 

Yogyakarta, IDN Times -  Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X merencanakan pemberian bantuan sosial (bansos) seumur hidup bagi warga miskin berusia 60 tahun. Hal ini  ke atas sebagai upaya menekan tingkat kemiskinan di wilayahnya.

"Kalau saya, ya, sudah kira-kira yang umurnya 60 tahun lebih sampai 70 tahun, dia pendidikannya mungkin hanya SD, tidak punya fasilitas apapun, tidak bisa bekerja, ya, sudah dibantu saja sampai meninggal (seumur hidup)," kata Sultan HB X, Rabu (26/1/2023).

Saat ini persentase warga miskin berusia 60 tahun ke atas di DIY mencapai 3 sampai 4 persen, maka bansos seumur hidup sudah bisa menurunkan tingkat kemiskinan DIY yang berada di kisaran 11 persen. "Kemiskinan bisa turun menjadi 9 atau 8 persen," kata Sultan dikutip Antara.

1. Percobaan awal akan dilakukan di Gunungkidul dan Kulon Progo

Sri Sultan Berencana Beri Bansos Bagi Lansia Miskin di Jogja   Ilustrasi lansia, Dua orang lansia penghuni Griya Lansia Husnul Khotimah di Wajak, Kabupaten Malang. IDN Times/Alfi Ramadana

Sultan mengaku telah berdialog dengan jajaran eksekutif serta pimpinan DPRD DIY.
"Saya sudah bicara sama pimpinan DPRD, mau gak membantu, setuju tidak dengan bantuan sosial seperti itu," tutur Raja Keraton Yogyakarta ini.

Menurut Sultan, untuk tahap awal program dapat diuji coba di Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo. "Bisa coba di Gunungkidul sama Kulon Progo dulu, yang seluruhnya seperti ini, ya, sudah diberi bantuan sosial seumur hidup," katanya.

2. Tanah kas desa dapat dimanfaat bagi warga miskin

Sri Sultan Berencana Beri Bansos Bagi Lansia Miskin di Jogja   Ilustrasi petani penyewa tanah kas desa. IDN Times/Daruwaskita

Bagi warga miskin yang bukan lansia atau pengangguran, Pemda DIY akan memberikan pendampingan agar mereka penghasilan dengan memanfaatkan tanah kas desa.

Pemda DIY, siap membantu biaya sewa tanah kas desa dengan menggunakan dana keistimewaan yang akan dibagikan untuk masing-masing desa sebesar Rp1 miliar.

"Dengan begitu dia bisa punya pendapatan yang tetap setiap bulan entah mau bertani, ternak lele, atau lainnya tapi menggunakan tanah kas desa yang disewa oleh mereka lewat dana keistimewaan," papar Sultan.

 

 

Baca Juga: Survei Dishub, Jalan Gejayan Paling Padat di Kota Yogyakarta

3. Sri Sultan nilai perhitungan kemiskinan di DIY tidak adil

Sri Sultan Berencana Beri Bansos Bagi Lansia Miskin di Jogja   Ilustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Menanggapi tingkat kemiskinan di DIY, Sultan menilai tidak adil apabila hanya dipandang berdasarkan persentase tanpa melihat jumlah penduduk.
Pasalnya, dibandingkan dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur meski persentase kemiskinannya lebih rendah, namun jumlah penduduk di dua provinsi itu jauh lebih tinggi.

"Yogyakarta kemiskinan 11 persen tapi jumlah penduduk 3,7 juta sehingga (jumlah warga miskin) sekitar 400 ribu, tapi kalau Jawa Tengah kemiskinan 9 persen memang lebih rendah tapi kan dikalikan (jumlah penduduk) 36 juta kan berbeda," ujar Sultan.

Selain itu, menurut Sultan, apabila pendataan warga miskin hanya diukur berdasarkan rata-rata konsumsi per kapita tanpa menghitung aset yang dimiliki, maka warga miskin di DIY tidak akan pernah habis.

Menurut Sultan, ada sebagian warganya yang memilih menekan konsumsi dan lebih mementingkan perawatan sapi sebagai hewan ternaknya. "Itu terjadi betul pada waktu kita tanya, berarti apa, dia lebih menghemat, tidak menghitung konsumsi berdasarkan kalori," ujar Ngarsa Dalem sapaan Sultan HB X.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut tingkat kemiskinan di DIY pada September 2022 tercatat paling tinggi di Pulau Jawa mencapai 11,49 persen dari total penduduk. Angka itu naik dari periode Maret 2022 yang sebesar 11,34 persen.

Baca Juga: Upah Murah di Jogja, Sumbang Angka Kemiskinan Makin Tinggi 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya