Presiden Jokowi Klaim Arus Mudik Tahun Ini Berjalan Lancar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah mengklaim telah melakukan berbagai upaya terbaik untuk memfasilitasi mudik Lebaran tahun ini. Menurut Presiden Joko Widodo, arus muik tahun ini berjalan dengan lancar.
1. Antrean panjang disebabkan arus mudik terlalu banyak
Disinggung antrean panjang di Pelabuhan Merak-Bakaheuni, Jokowi mengatakan hal tersebut disebabkan volume kendaraan yang menggunakan armada kapal terlalu banyak.
“Misal di Pelabuhan Merak-Bakaheuni, bisa antre 10 hingga 12 jam karena memang volume kendaraan yang terlalu banyak, juga kapasitas dermaga dan kapal yang ada,” tutur Jokowi kepada wartawan saat di Keraton Jogja, Senin (2/5/2022).
2. Urai antrean panjang di Pelabuhan Merak-Bakaheuni, pemerintah tambah kapal
Presiden Jokowi mengaku untuk mengatasi hal tersebut, armada kapal penyeberangan yang semula berjumlah 30 kapal, telah ditambah menjadi 50 kapal. Meski demikian, penambahan tersebut belum bisa menampung lonjakan pemudik.
“Akhirnya ditambah lagi, tapi memang, sesuai yang saya sampaikan di awal, jumlah pemudik mencapai 85,5 juta, mobil ada 23 juta, sepeda motor 17 juta, jumlahnya memang sangat banyak,” katanya.
Oleh karenanya, Jokowi mengimbau saat masa arus balik, pemudik dapat kembali ke kota asal lebih awal. “Saya mengimbau agar saat kembali, ada yang lebih awal. Jangan semuanya kembali di hari Sabtu dan Minggu. Pasti akan terjadi titik-titik kemacetan terutama di tol, jalan nasional, maupun pelabuhan,” pesannya.
Baca Juga: Jokowi Datang ke Keraton Jogja, Ini yang Dibicarakan dengan Sultan
3. Urai kemacetan di Jogja, Sri Sultan berharap pemudik mau memilih jalan alternatif
Sementara itu, Gubernur DIY berharap pemudik dapat dialihkan ke jalur alternatif, hal ini untuk mengurangi kepadatan di bagian tengah atau di wilayah Kota Yogyakarta, Permasalahan lain yang mengakibatkan kemacetan di Jogja menurut Sri Sultan adalah sebagian besar pemudik ingin melihat dan melewati Malioboro.
“Kami pun juga harus mengatur, bagaimana crowded-nya jalan, apalagi di Malioboro. Tapi susahnya, kita tidak tahu pasti, kepastian pendatang untuk stay di Jogja ini yang sulit. Pasti crowded di sana (Malioboro). Sebab, masyarakat Jogja saja kalau keluar dan tidak lewat Malioboro itu tidak mau, apalagi pendatang. Ini soal psikologis ,” pungkas Sri Sultan.