Pemilih Lansia Merasa Diabaikan 

Tidak mengetahui daftar nama caleg di dapil wilayahnya

Ini nanti ada gambar calegnya gak? atau tulisan nama saja? pertanyaan itu dilontarkan oleh seorang perempuan paruh baya di sebuah TPS di daerah Sleman, DI Yogyakarta. Pertanyaan itu langsung dijawab oleh orang yang duduk di sebelahnya. 

"Mboten wonten gambare bu, hanya tulisan kemawon (tidak ada gambarnya ibu, hanya tulisan saja),"terang seorang perempuan muda yang duduk di sebelahnya. 

Perempuan paruh baya yang bernama Hartati, kemudian mengeluarkan sebuah kertas dari dalam tas kecil berwarna cokelat muda. Selembar kertas itu ternyata berisi contekan siapa saja yang akan dia pilih. 

"Saya sudah bawa ini, siapa tahu lupa pas mau nyoblos,"ujarnya setengah berbisik kepada perempuan di sebelahnya. 

Saat ditanya mengapa harus membawa contekan nama caleg, perempuan berusia 70 tahun itu menjawab dirinya kebingungan karena harus menghapal banyak nama dan nomer caleg.

"Katanya gak ada foto, padahal saya lihat di baliho atau spanduk fotonya yang besar. Hapalnya cuma foto, jadi kalau gak ada (foto) takut salah pilih."terang Hartati. 

Baca Juga: Unik, TPS 65 Kasihan, Bantul, Berhias Tokoh Super Hero

1. Datang ke TPS, pemilih belum mengerti bentuk surat suara

Pemilih Lansia Merasa Diabaikan instagram.com/desaincetakhemat

Hal yang sama disampaikan oleh Wibowo. Pegawai bank swasta di Sleman, DI Yogyakarta ini mengaku gugup saat hendak melalukan hak pilihnya. 

" Kertas pilihannya kan banyak, agak deg-degan juga karena takut salah pilih," ujarnya kepada IDN Times, Rabu (17/4).

Laki-laki berusia 45 tahun itu mengaku hingga saat pemilihan desa tempat tinggalnya belum pernah ada sosialisasi dari pihak penyelenggara pemilu.

"Belum pernah ada itu (sosialisasi) makanya saya tadi takut salah juga."

Di dalam bilik, Wibowo mengaku memerlukan waktu yang cukup lama, sekitar 10 menit untuk mencari caleg pilihannya. Tulisan nama yang berjajar panjang di surat suara, membuatnya meneliti ulang. 

2. Kurang sosialisasi

Pemilih Lansia Merasa Diabaikan infopemilu.kpu.go.id

Kurangnya sosialisasi pemilu dikeluhkan oleh Anik, seorang ibu rumah tangga yang bermukim di sekitar Sentra Kerajinan Kulit Mading, Bantul, DI Yogyakarta.  Ibu dua anak ini mengaku tidak pernah ada sosialisasi terkait pemilu.

"Biasanya kan kalau ada berita dari kecamatan, atau lurah langsung disebarkan di ibu arisan atau PKK, ini gak ada,"ujar perempuan kelahiran Bogor itu.

Menurut Anik penyelenggara pemilu seharusnya turun hingga ke desa untuk membantu warga desa memilih dengan benar.

"Yang saya tahu hanya lewat internet, dan media sosial. Tapi kan itu buat ibu di kota atau anak muda, kemudian yang di desa gimana? simbah-simbah yang gak punya HP kan juga harus tahu. Seharusnya contoh surat suara di tempel di balai desa."

3. Hanya mengetahui nama capres dan cawapres

Pemilih Lansia Merasa Diabaikan Dok.Pribadi/Beni Lestari

Dari hasil wawancara 10 pemilih yang berusia 60 tahun ke atas di beberapa TPS,  Sleman, DI Yogyakarta,  mereka mengetahui informasi pemilu justru dari tim sukses atau caleg yang berada di dapil pemilih. Kebanyakan  pemilih lansia ini hanya mengetahui nama calon presiden dan calon wakil presiden saja. 

Baca Juga: Lakukan Pelecehan Seksual, Komisioner KPU Yogya Dipecat

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya