Pandemi COVID-19, Keraton Yogyakarta Kembali Tiadakan Grebeg 

Grebeg akan digelar dengan terbatas

Kota Yogyakarta, IDN Times - Keraton Yogyakarta meniadakan acara Sekaten dan Grebeg Maulud Nabi Muhammad SAW. Hal ini terpaksa dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan dan penyebaran COVID-19. 

Informasi yang disampaikan Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta GKR Condrokirono menyatakan seharusnya acara Grebeg Maulud Nabi berlangsung pada Kamis, 29 Oktober 2020. Namun adanya pandemik keraton akan mengadakan dengan cara sederhana. 

“Sedianya akan berlangsung pada 29 Oktober 2020 atau 12 Maulud Jimakir 1954, demi mencegah penularan dan penyebaran COVID-19. Oleh karena itu Sekaten dan Grebeg Mulud Tahun Jimakir 1954/2020 Masehi ditiadakan," kata Condrokirono, Selasa (19/10/2020).

 

 

 

 

1. Keraton Yogyakarta tetap bagikan gunungan secara terbatas

Pandemi COVID-19, Keraton Yogyakarta Kembali Tiadakan Grebeg GKR Condrokirono . Instagram.com/kratonjogja

 

Meski ditiadakan, menurut Condrokirono, keraton akan tetap melakukan penyesuaian prosesi pembagian gunungan Grebeg Maulud secara terbatas.

"Pembagian gunungan secara terbatas tanpa mengurangi filosofi dan esensi sebagai bentuk konsistensi pelestarian budaya," kata dia.

Baca Juga: Idul Adha Tahun Ini, Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Tanpa Gunungan

2. Miyos Gangsa dan Kondur Gangsa juga ditiadakan

Pandemi COVID-19, Keraton Yogyakarta Kembali Tiadakan Grebeg IDN Times/Nindias Khalika

Selain Grebeg Maulud, sejumlah rangkaian hajad dalem yang biasanya digelar untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW yang digelar 22 hingga 29 Oktober Tahun Jimakir 1954/2020 juga ditiadakan, yakni acara Miyos Gangsa serta Kondur Gangsa.

 

3. Miyos gangsa adalah prosesi keluarnya gamelan dari Keraton

Pandemi COVID-19, Keraton Yogyakarta Kembali Tiadakan Grebeg Penabuh gamelan menggunakan masker dan sarung tangan - Youtube.com/Kraton Jogja

Miyos Gangsa merupakan proses keluarnya gamelan Sekati Kyai Gunturmadu dan Kyai Nagawilaga dari Bangsal Ponconiti Keraton menuju Masjid Gedhe Kauman. 

Biasanya di acara ini gamelan akan ditabuh sejak pagi hingga malam secara bergantian untuk menyambut kelahiran (maulid) Nabi Muhammad serta memeriahkan tradisi Sekaten yang biasanya diadakan di sekitar keraton.

Gamelan selanjutnya dikembalikan ke dalam keraton dalam prosesi yang disebut Kondur Gangsa. Kemudian pada puncaknya akan digelar Grebeg Mulud yang digelar sebagai peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Tak Sekadar Ruang Terbuka, Ini Fungsi Alun-alun Utara Kraton Jogja 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya