Antisipasi Kubah Lava Merapi Longsor, Geologi Tambah Wilayah Bahaya 

Penumpukan material dan awan panas di hulu sungai Barat Daya

Sleman, IDN Times -  Badan Geologi memperpanjang wilayah potensi bahaya beberapa sungai yang berada di kaki Gunung Merapi. Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono mengatakan berdasarkan perubahan topografi akan berpengaruh kepada potensi bahaya guguran dan awan panas

"Perubahan topografi lereng akibat aktivitas erupsi berpengaruh kepada potensi bahaya guguran dan awan panas berikutnya. Untuk itu perlu dilakukan pemutakhiran penilaian bahaya guguran dan awan panas menggunakan data topografi terbaru," tulis Eko Budi melalui pernyataan tertulisnya, Rabu (26/1/2022). 

 

1. Potensi bahaya di Sungai Bedok dan Krasak bertambah 2 kilometer

Antisipasi Kubah Lava Merapi Longsor, Geologi Tambah Wilayah Bahaya Awan panas guguran Gunung Merapi terlihat dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (27/1/2021). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Eko menjabarkan rekomendasi awal bahaya terakhir yang ditetapkan pada tanggal 25 Juni 2021, di mana daerah bahaya guguran lava dan awan panas berada pada
sektor Selatan dan Barat Daya meliputi Sungai Boyong, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 5 km. Pada sektor Tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km, sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. 

"Dengan menggunakan data topografi terbaru, hasil pemodelan menunjukkan apabila kubah lava barat daya longsor secara masif, maka akan menimbulkan awan panas guguran ke Sungai Bedog, Bebeng, Krasak sejauh maksimal 6,3 kilometer dan ke Sungai Boyong sejauh 3,9 kilometer. Untuk kubah lava tengah, apabila longsor secara masif, maka awan panas guguran ke arah Sungai Gendol akan mencapai jarak 5 kilometer dan ke Sungai Woro sejauh 3 kilometer. 

Berdasarkan evaluasi potensi bahaya, mulai hari ini, Rabu (26/1/2022) Badan Geologi merekomendasikan jarak aman sektor Selatan dan Barat Daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, sedangkan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng bertambah 2 kilometer menjadi 7 kilometer.

 

Baca Juga: Menelusuri Negeri Dongeng The Lost World Castle di Lereng Merapi 

Baca Juga: Jadi Saksi Erupsi Merapi 2010, Sleman Resmikan Museum Terbuka Bakalan

2. Terjadi penumpukan material guguran dan awan panas di hulu sungai sektor Barat Daya

Antisipasi Kubah Lava Merapi Longsor, Geologi Tambah Wilayah Bahaya ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Sementara data pantauan kubah lava tengah kawah dan Barat Daya, saat ini terus mengalami penambahan rata-rata masing-masing sebesar 5.000 m3/hari dan 10.000 m3/hari

Pada tanggal 20 Januari 2022, volume kubah tengah kawah terhitung sebesar 3.007.000 m3 dan kubah lava Barat Daya sebesar 1.670.000 m3. 

"Hasil analisis data drone dan kamera DSLR menunjukkan kondisi kedua kubah lava dan tebing puncak sekitarnya masih stabil. Terjadi perubahan topografi di hulu sungai sektor Barat Daya akibat penumpukan material guguran dan awan panas," papar Eko Budi. 

3. Badan Geologi meminta pemda lakukan sosialisasi

Antisipasi Kubah Lava Merapi Longsor, Geologi Tambah Wilayah Bahaya ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Berdasarkan status pemuktahiran hari ini, Badan Geologi meminta  Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten agar menindaklanjuti perubahan potensi ancaman erupsi Gunung Merapi yang terjadi.

"Saat ini status Merapi masih siaga, namun pemerintahan daerah harus berupaya melakukan mitigasi bencana termasuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang bermukim dan beraktivitas dalam Kawan Rawan Bencana (KRB) III," pungkas Eko. 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya