TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Saorsa, Menikmati Kopi sambil Peduli Lingkungan

Dari cara pembayaran pun bisa berkontribusi bagi alam

Barista di Saorsa Kopi sedang menyiapkan minuman (IDN Times/Yogie Fadila)

Sleman, IDN Times - Di kawasan lengang Pamularsih, Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta, sebuah kafe bernama Saorsa Kopi muncul dengan gaya yang unik dan kesadaran lingkungan yang kuat. Berdiri sejak tahun 2020, kafe ini lebih dari sekadar tempat untuk menikmati kopi; Saorsa Kopi adalah manifestasi dari kepedulian para pemiliknya terhadap lingkungan sekitar.

Berlokasi di halaman belakang sebuah rumah besar dengan kebun yang hijau sebagai area duduk, Saorsa Kopi menyajikan suasana yang segar dan menyenangkan bagi pengunjungnya. Salah satu owner, Halasson, menceritakan bagaimana lahan yang awalnya tidak terawat telah mereka perbaiki menjadi kebun, menciptakan ruang yang menyatu dengan alam. "Biarkan tetap segar saja. Kita lebih ke ramah lingkungan, tetap ada benang merahnya," ujar Halasson kepada IDN Times, Rabu (17/04/2024)

Suasana hijau Saorsa Kopi bukan sekadar gimmick. Ada pesan-pesan yang hendak ditularkan kepada pelanggan lewat cara mereka menyajikan kopi maupun makanan.

Ramah lingkungan ala Saorsa Kopi

Produk kopi dan gelas guna ulang khas Saorsa (IDN Times/Yogie Fadila)

Penting bagi Saorsa Kopi untuk mengambil langkah-langkah ramah lingkungan. Halasson menjelaskan, "Cup kita takeaway yang bisa dipakai ulang, reusable cup gitu." Selain itu, kemasan untuk rice bowl dikemas dengan kertas biodegradable.

Meskipun pernah mencoba plastik dari pati singkong, mereka mengalami kendala ketika diantar jasa antar makanan, sehingga kini beralih menggunakan plastik ramah lingkungan dari pemasok yang terpercaya.

Meskipun suplai tersebut berasal dari luar Jogja, Halasson menjelaskan bahwa biaya yang sedikit lebih tinggi diimbangi oleh fakta bahwa pelanggan takeaway tidak menggunakan fasilitas di kafe seperti listrik dan wifi. "Kendalanya penyedia kemasan ramah lingkungan di Jogja masih sangat jarang, susah ditemukan," tambahnya.

Pelanggan juga mulai sadar lingkungan

Pengunjung Saorsa Kopi (IDN Times/Yogie Fadila)

Halasson mengamati bahwa pelanggan Saorsa Kopi memiliki tingkat kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan. Beberapa bahkan membawa gelas guna ulang (reusable cup) dari kafe untuk mendapatkan diskon saat pembelian kopi. "Awal-awal, harganya Rp15 ribu semua kopi," ucap Halasson.

Saorsa Kopi juga telah membangun kerja sama dengan Rapel untuk menangani limbah minyak jelantah. "Sampah minyak goreng kami tampung beberapa jeriken lalu diserahkan ke Rapel," kata dia, yang dianggapnya menjadi solusi yang baik untuk masalah limbah di kafe.

Baca Juga: Misi Penting Rapel, Ajak Masyarakat Memilah Sampah di Rumah

Meskipun menggunakan kemasan ramah lingkungan, Saorsa Kopi tetap bersaing dalam hal harga. Dengan harga Rp25 ribu, pelanggan tidak hanya bisa menikmati minuman kopi, tetapi juga mendapatkan reusable cup untuk dibawa pulang.

Tak hanya peduli pada lingkungan, Saorsa Kopi juga memiliki perhatian khusus pada asal biji kopi. Biji kopi diambil dari Temanggung dan Jawa Timur, kemudian di-roasting sendiri untuk memberikan cita rasa kopi yang unik.

Dengan kesuksesan Saorsa Kopi di bilangan utara Yogyakarta, mereka membuka cabang di selatan tepatnya di Nitiprayan dengan konsep yang sama. Halasson berbagi bahwa sekitar lima persen dari total harga setiap porsi dihabiskan untuk kemasan ramah lingkungan.

"Kalo menurut saya, kafe lain bisa mengambil langkah yang sama," kata Halasson. "Namanya takeaway, berarti pelanggan tidak memakai cost sewa tempat, listrik, wifi. Jadi cost kemasan diambil dari situ. Kami mikirnya gitu."

Setelah mengurangi sampah plastik, kafe ini merencanakan langkah selanjutnya dengan memasang box pengolah sampah organik. "Kami berencana mau pasang box pengolah sampah organik, yang ada maggot-nya. Sudah ada barangnya tinggal dipasang," ungkap Halasson. Dengan demikian, Saorsa Kopi tidak hanya menjadi tempat penyajian kopi, tetapi juga wujud nyata dari upaya menjaga keberlanjutan lingkungan.

Berita Terkini Lainnya