TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

'Kehabisan' Lahan, Proyek Tol Jogja-Solo di Sleman Tersendat

Masih banyak lahan yang harus dibebaskan

Lokasi proyek pengerjaan konstruksi Jalan Tol Yogyakarta-Solo Seksi 2 Paket 2.2 Trihanggo-Junction Sleman. (Dok. PT Adhi Karya)

Intinya Sih...

  • Pengerjaan proyek Jalan Tol Yogyakarta-Solo Seksi 2 Paket 2.2 Trihanggo-Junction Sleman terhambat akibat lahan yang belum bebas.
  • Proses pembangunan jalan tol mengalami pelambatan karena sejumlah pekerjaan konstruksi, seperti box culvert dan borepile, terganjal lahan yang belum dibebaskan.
  • Lahan yang belum bebas juga mempengaruhi penggarapan timbunan, dengan 30 persen sisa pekerjaan material timbunan berada di lokasi tersebut.

Sleman, IDN Times - Terkendalanya proses pembebasan lahan membuat pengerjaan proyek pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Solo Seksi 2 Paket 2.2 Trihanggo-Junction Sleman terhambat. Hal ini diakui oleh PT Adhi Karya (persero) selaku kontraktor Jalan Tol Yogyakarta-Solo Seksi 2 Paket 2.2 Trihanggo-Junction Sleman.

1. Kontraktor 'kehabisan' lahan

Humas Proyek Tol Jogja-Solo Paket 2.2 PT Adhi Karya (persero), Agung Murhandjanto, mengatakan, banyak pengerjaan konstruksi yang ujung-ujungnya tak bisa terlaksana akibat adanya lahan yang belum bebas. Ia berujar, sekarang ini proyek 'kehabisan' lahan sehingga pengerjaan konstruksi mengalami pelambatan.

Agung menerangkan, padahal di bidang-bidang yang lahannya belum bebas terdapat sejumlah pekerjaan yang harus dituntaskan, mulai dari pemasangan box culvert hingga penggarapan borepile yang menopang konstruksi jalan tol.

Dia mencontohkan, dalam penggarapan box culvert, boks beton berbentuk persegi dengan rongga besar di tengahnya ini dapat digunakan sebagai jalur drainase maupun struktur underpass untuk lalu-lintas kendaraan di bawah jalur tol. Akan tetapi, dari target 20 buah box culvert menyisakan satu buah yang belum digarap karena terganjal lahan yang belum bebas.

"Progres pembangunan jalan tol Jogja Solo paket 2.2 mengalami pelambatan diakibatkan kehabisan lahan yang belum dibebaskan," kata Agung dalam keterangannya, Selasa (30/7/2024).

2. Ada makam leluhur Mbah Celeng

Agung bilang, di antara lahan yang belum dibebaskan tersebut ada makam leluhur milik Kyai Kromo Ijoyo alias Mbah Celeng. 

Sebagai informasi, Makam Kyai Kromo Ijoyo dipercaya sebagai tempat peristirahatan terakhir leluhur di desa Ketingan, Tirtoadi. Kyai Kromo Ijoyo alias Mbah Celeng konon adalah penghuni pertama di wilayah tersebut.

"Satu yang belum dikerjakan karena lahan yang belum bebas lokasi tersebut terletak tepat di makam Kyai Kromo Ijoyo," jelasnya.

Menurut Agung, seluruh area makam tersebut terdampak pembangunan jalan Tol Jogja-Solo dan semestinya makam itu direlokasi ke tempat lain yang sudah disediakan. Kendati demikian, proses relokasi makam sampai detik kini masih berkutat pada tahapan perizinan.

"Masih menunggu izin kesesuaian tata ruang dari Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten Sleman untuk lokasi pengganti makam," tegas Agung.

Baca Juga: Makam Leluhur Terimbas Tol Jogja-Solo di Sleman Segera Direlokasi

Verified Writer

Tunggul Kumoro Damarjati

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya