TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warganet Khawatirkan Klitih, Tagar YogyaTidakAman Trending Topic   

3 tagar klitih di Yogyakarta trending di Twitter

Ilustrasi kekerasan di jalanan. (Pixabay/Republica)

Yogyakarta, IDN Times - Tagar #YogyaTidakAman menjadi trending topic di media sosial Twitter. Tagar ini muncul setelah sebelumnya tagar #SriSultanYogyaDaruratKlitih ramai diperbincangkan warganet, pada Selasa (28/12/2021). Warganet mengkhawatirkan kasus kriminalitias yang terjadi di jalanan atau klitih kembali muncul di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

1. Sebanyak 3 tagar klitih trending di Twitter

Logo Twitter (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Sastrawan Puthut EA dalam cuitannya menyatakan sudah saatnya Gubernur DIY Sri Sultan HB X turun tangan menangani klitih.

"Naikkan tagar #SriSultanYogyaDaruratKlithih Biar gubernur Yogya turun tangan. Berpuluh tahun masalah yg meresahkan masyarakat terjadi, byk korban jiwa, tp pemda tak melakukan tindakan yg jelas," tulis Puthut lewat cuitannya.

Tak hanya dua tagar yang menjadi trending di media Twitter, tagar #Klitih saat ini mendapat 18.500 tweets. 

Baca Juga: Dalam 2 Pekan, Polres Bantul Tangkap 8 Pelaku Klitih

Baca Juga: Bacok Pengendara Motor, 4 Pelaku Klitih di Bantul Ditangkap

2. Pemda DIY gagas program pembinaan pelaku klitih

Ilustrasi

Pemda DIY saat ini merencanakan upaya pembinaan para pelaku kenakalan remaja, termasuk klitih. Ketua Umum Yayasan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) DIY, Sari Murti Widyastuti program ini menyasar anak di bawah umur yang berhadapan dengan hukum berstatus diversi.

"Yang jelas kalau itu sudah masuk ranahnya SPPA (Sistem Peradilan Pidana Anak), yang sudah lanjut ke hukum ya itu lanjut ke hukum. Nggak bisa kemudian ide baru ini masuk ke situ, tapi kalau yang di luar itu sebaiknya ini yang dipikirkan sebagai sesuatu yang sifatnya inovatif dari Jogja istimewa itu," kata Sari Murti Widyastuti di Kompleks Kantor Gubernur DIY, Selasa (28/12/2021).

Sari menyebut aksi klitih ini sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja yang sudah mengarah ke tindak kriminal, bahkan beberapa kasus menyebabkan hilangnya nyawa seseorang. Sari membeberkan fenomena klitih cukup marak, buktinya lembaganya sering menerima anak usia bawah umur.  

"Paling tidak setiap hari anak umur 15, 16, 17 tahun, sekitar itu ada aja," imbuh Sari.

Berita Terkini Lainnya