Heboh Pengakuan Dosen Swinger di Medsos, Rektor UNU Angkat Bicara
Akui mengenal Bambang Ariyanto
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Seorang pria bernama Bambang Ariyanto membuat sebuah pengakuan yang menghebohkan jagat sosial media.
Bambang melalui akun Facebooknya, Bams Utara menuliskan unggahan dirinya telah melakukan pelecehan seksual dengan modus penelitian mengenai tukar pasangan alias swinger.
Terkait latar belakang pria tersebut, Bambang disebut di beberapa media sebagai Peneliti Akuntansi Forensik LPPM Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta.
Baca Juga: Diteror Puluhan Pesan Pelecehan Seksual, Mahasiswa Unair Trauma
1. UNU Yogyakarta tak memiliki jurusan Akuntansi Forensik
Terkait hal itu, Rektor UNU Purwo Santoso menyebut di kampusnya sama sekali tak ada jurusan Akuntansi Forensik. Akan tetapi, dia tak membantah mengenali sosok Bambang.
Bambang adalah salah seorang mahasiswanya di S2 UGM. Purwo sempat meminta Bambang membantu program sertifikasi di UNU. Serta menumbuhkan kultur akademis di kampusnya.
"Saya kenal dia sebagai mahasiswa yang kemampuan menulisnya sangat bagus, dia komunitas Bulaksumur. Saya mengenal sebagai orang yang prestasinya bagus," ungkap Purwo saat dihubungi, Senin (3/8/2020).
Sekali lagi dia memastikan bahwasanya di kampus UNU sejauh ini baru ada jurusan akuntansi dasar saja. Terkait klaim Bambang sebagai Peneliti Akuntansi Forensik LPPM UNU Yogyakarta, kata Purwo, itu hanya akal-akalan saja.
"Dia punya klaim tentang itu (Peneliti Akutansi Forensik) karena pernah mengajar sesi-sesi tentang itu. Jadi, kita libatkan hanya mendukung kegiatan-kegiatan itu dan itu ikatannya per semester. Di NU itu kan kiai banyak yang nggak punya gelar sarjana. Orang-orang seperti itu kita masukan ke sesi-sesi dan pada momen seperti itulah dia punya klaim menjadi dosen forensik," paparnya panjang.
Oleh karenanya, kampus merasa keberatan akan klaim tersebut. Pun soal tulisan di beberapa media bahwa yang bersangkutan merupakan dosen, lantaran sebenarnya hanya pengajar tamu saja di UNU.
Tapi, sampai sejauh ini pihak kampus juga belum memutuskan apakah mengambil langkah hukum atau tidaknya.
"Saya syukuri dia memberikan permintaan maaf. Tapi soal pencatutan dan masalah hukumnya kami masih belum punya keputusan," tandasnya.
Baca Juga: Saat WFH Ayah, Suami dan Pacar Dominasi Pelaku Kekerasan di Jogja