TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemkot Yogyakarta Jamin Stok Bahan Pokok Cukup sampai Akhir Tahun

Siapkan anggaran Rp100 juta untuk intervensi pasar

Distribusi beras SPHP. (Dok. Istimewa)

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta memastikan ketersediaan dan harga bahan pangan pokok mencukupi hingga libur natal dan tahun baru.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sukidi mengatakan cadangan beras sampai hari ini masih 68,05 ton beras yang belum dikeluarkan, sehingga menghadapi liburan Natal dan tahun baru sangat cukup dan sangat aman, Kamis (19/10/2023). 

1. Kerja sama dengan berbagai daerah penyangga

Ilustrasi beras (vecteezy.com/chormail153750)

Sukidi menyebutkan untuk memenuhi kebutuhan komoditas beras, Kota Yogyakarta bekerja sama dengan daerah penyangga yaitu Klaten, Delanggu, Purworejo dan Sragen. "Jadi kita bekerja sama dengan daerah-daerah penyangga itu dan bagian dari ketahanan pangan yang merupakan rantai terpanjang, kemudian untuk menjaga distribusi sehingga keterjangkauan masyarakat terhadap pangan ini nanti juga dapat terjaga cukup," kata Sukidi.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani menyebut harga beras premium sudah mencapai Rp14 ribu. "Harga beras Rp14ribu per kilogram, jika beredar harga Rp16 ribu ditoleransi. Kemudian harga beras paling murah itu sudah mencapai Rp10.800 sehingga harga Rp12 ribu masih bisa diterima," ujar Ambar. 

Baca Juga: KA Argo Semeru Anjlok, Penumpang Batalkan 3.851 Tiket

2. Anggaran kurang lebih Rp100 juta untuk intervensi

ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Apabila terjadi fluktuasi harga di akhir tahun, Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta melakukan penganggaran di APBD kurang lebih Rp100 juta. Dana ini akan digunakan untuk intervensi di bulan November dan Desember 2023. “Dari bulan September kami sudah distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) 40 ton, kemudian bulan Oktober ini, terakhir di Beringharjo 10 ton dan harapan kami memang ini bisa menstabilkan harga,” ujarnya. 

Ambar menjelaskan untuk menjaga stabilitas harga beras akan dilakukan operasi pasar, dengan cara ini akan meminimalkan tengkulak membeli beras untuk dijual kembali dan menyasar langsung konsumen. 

“Sasaran kami bukan pedagang, tapi nanti lebih kepada masyarakat langsung. Dengan mengadakan operasi pasar di wilayah atau di kemantren bisa langsung dimanfaatkan oleh konsumen, rumah tangga dan warung-warung kecil ataupun angkringan. Kemarin saya juga sempat membaca di media mereka sudah agak kesulitan dengan adanya kenaikan harga beras,” jelasnya.

Baca Juga: BMKG Prakirakan Durasi Hujan di DIY lebih Pendek

Berita Terkini Lainnya