TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wabah Antraks di Gunungkidul, Gandung Pardiman Ajak Warga Makan Daging

Daging yang dijual dijamin tidak terpapar antraks

Anggota Komisi VII DPRI, Gandung Pardiman kampanyekan makan daging di Gunungkidul. IDN Times/Istimewa

Gunungkidul, IDN Times - ‎Merebaknya penyakit antraks menyebabkan permintaan daging sapi dan kambing di pasar tradisional Gunungkidul mengalami penurunan. Pedagang pun merugi. 

Kondisi ini mendorong Anggota Komisi VII DPR RI, Gandung Pardiman memanfaatkan waktu resesnya untuk mengkampanyekan makan daging sapi di Kabupaten Gunungkidul.

Baca Juga: Gara-gara Antraks, Penjualan Daging Sapi dan Kambing di Pasar Turun

1. Daging yang dijual dijamin bebas dari antraks

Pedagang daging sapi di Pasar Argosari, Gunungkidul. IDN Times/Istimewa

Gandung mengatakan, masyarakat tidak perlu takut mengonsumsi daging yang dijual di pasar tradisional.

"Tidak perlu takut untuk mengkonsumsi daging dari ternak di Gunungkidul karena daging yang dijual dijamin aman dan tidak terpapar antraks. Penanganan antraks oleh Pemkab Gunungkidul sangat profesional," kata Gandung dalam acara Reses Anggota DPR RI di Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Sabtu (25/1).

2. Perlu sosialisasi hingga tingkat bawah terkait antraks

Penyemprotan disinfektan. IDN Times/Istimewa

Menurut mantan Ketua DPD I Golkar DIY ini, usaha yang harus dilakukan saat ini adalah menghilangkan efek domino dari kejadian antraks di Gunungkidul. Dengan begitu, penjual daging tak merugi dan konsumsi daging di Gunungkidul juga meningkat.

"Pemkab harus gencar melakukan sosialisasi tentang antraks hingga tingkat bawah, menggencarkan vaksinasi ternak milik warga dan menyiapkan tim khusus jika ditemukan kasus antraks," terang Gandung.

3. Jangan membagi-bagikan daging dari ternak yang sakit‎

Kepala UPT Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kecamatan Panggang, Yanno Findria. IDN Times/Istimewa

Sementara Kepala UPT Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kecamatan Panggang, Yanno Findria mengatakan daging yang dikonsumsi harus dimasak dengan suhu hingga 100 derajat Celcius sehingga bakteri atau virus yang ada pada daging akan mati.

"Namun yang lebih penting lagi bahwa daging ternak yang dijual oleh pedagang tidak ada yang ditemukan terpapar antraks," katanya.

Lebih jauh, Yanno mengatakan kebiasaan menyembelih ternak yang sakit kemudian dagingnya dibagi-bagikan kepada tetangga harus dihentikan karena berpotensi besar menyebarkan penyakit antraks.

"Jadi kalau ternak sakit jangan disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan," ujarnya.

Baca Juga: Fakta-fakta Seputar Antraks dan Penularannya

Berita Terkini Lainnya