TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penambangan Pasir di Muara Sungai Buka Jalan Tol bagi Tsunami

Muara sungai yang lebar bagai dua mata pisau‎

IDN Times/Daruwaskita

Bantul, IDN Times - Kabupaten Bantul merupakan daerah hilir yang berpotensi diterjang bencana banjir ketika musim penghujan. Selain itu, wilayah ini juga merupakan daerah yang rawan terjadinya gempa yang berpotensi tsunami, apalagi mengingat Bantul berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sisi selatan.

Keberadaan dua muara sungai yaitu muara Sungai Opak dan Sungai Progo yang berada di wilayah Bantul bisa menjadi dua mata pisau bagi masyarakat Bantul khususnya yang tinggal di pesisir.

Muara tersebut yaitu bisa menjadi pencegah terjadinya banjir maupun menjadi jalan tol bagi gelombang tsunami untuk sampai ke permukiman di sepanjang bantaran kedua sungai tersebut, terlebih dengan aktivitas penambangan pasir di kawasan tersebut.

1. Muara sungai yang lebar dan dalam mampu mencegah kejadian bencana banjir‎

IDN Times/Daruwaskita

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto mengatakan muara sungai yang lebar dan dalam sangat berguna ketika musim penghujan. Sebab, hal ini dapat menampung debit air yang meningkat tajam dari hulu sehingga di hilir (Kabupaten Bantul) tidak terjadi banjir.

"Itu satu keuntungan bagi masyarakat Bantul ketika punya muara sungai yang lebar dan dalam, dapat mencegah terjadinya banjir," kata Dwi kepada IDN Times, Sabtu (3/8).

Baca Juga: 1 Orang Meninggal dan 4 Orang Luka Akibat Gempa Banten Semalam

2. Dua muara sungai itu juga bisa menjadi jalan tol bagi gelombang tsunami ‎

IDN Times/Daruwaskita

Sedangkan kerugian bagi masyarakat Bantul yang memiliki dua muara sungai yang lebar dan dalam adalah menjadi jalur atau akses jalan tol bagi gelombang tsunami untuk lebih cepat sampai ke permukiman.

"Kenapa jalan tol? Ya karena muaranya lebar dan dalam sehingga gelombang tidak punya halangan untuk melaju dari selatan (laut) menuju ke arah utara (kawasan permukiman) sehingga dampak dari bencana tsunami dipastikan akan cukup parah karena gelombang tsunami bergerak tanpa ada penghalangnya," jelasnya.

3. Reklamasi dengan menanam pohon di sekitar muara sungai bisa menghambat laju gelombang tsunami‎

ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Berkaca pada kajian ilmiah dari ahli bahwa laut selatan Jawa berpotensi mengalami bencana gempa dengan magnitudo hingga 8,8 serta ketinggian gelombang tsunami hingga 20 meter, hal ini harus menjadi kewaspadaan bersama masyarakat Bantul.

Eksploitasi alam di kawasan muara Sungai Opak dan Sungai Progo lewat penambangan pasir yang masif pun harus diwaspadai. Hal ini membuat muara sungai menjadi dalam dan bantaran sungai menjadi hilang sehingga muara sungai akan menjadi lebar. Terlebih, tanpa ada tumbuhan yang menghambat laju terjangan gelombang tsunami menuju kawasan pemukiman disepanjang bantaran kedua sungai tersebut.

"Jadi memang seharusnya penambangan pasir itu juga harus disertai dengan reklamasi sehingga bisa ditanami pohon yang bisa menahan laju gelombang tsunami jika bencana tsunami itu terjadi," ungkapnya.

Baca Juga: Kekuatan 7,4 Magnitudo Gempa Banten Terasa Sampai Jogja & Jember

Berita Terkini Lainnya