TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Langkah Pemkab Bantul Antisipasi Antraks Masuk ke Wilayahnya

Perketat lalu lintas ternak yang masuk wilayah Bantul

ilustrasi spora antraks (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya Sih...

  • Kasus antraks kembali menjadi perhatian di Kabupaten Sleman dan Gunungkidul karena praktik tradisi brandu.
  • Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pendataan terhadap kelompok-kelompok ternak yang ada di Bantul.
  • Langkah kedua adalah menggandeng Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Industri serta Dinas Kesehatan untuk melakukan monitoring terhadap perputaran perdagangan ternak.

Bantul, IDN Times - Kasus antraks kembali menjadi perhatian di Kabupaten Sleman dan Gunungkidul, diperkirakan karena praktik tradisional brandu yang dilakukan oleh masyarakat di kedua daerah tersebut. Kabupaten Bantul, yang berbatasan langsung dengan daerah endemis antraks, melakukan sejumlah upaya untuk mencegah masuknya ternak yang terpapar penyakit ini.

1. Pendataan kandang ternak dan memastikan ternak dalam kondisi sehat

Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo. IDN Times/Daruwaskita

Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, mengatakan dirinya sudah berkomunikasi dengan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Joko Waluyo. Dari diskusi tersebut, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pendataan terhadap kelompok-kelompok ternak yang ada di Bantul, baik ternak domba, kambing, dan sapi untuk memastikan ternak yang ada dalam kandang kelompok dalam kondisi sehat.

"Artinya petugas-petugas PPL kita berdayakan untuk melakukan pantauan lapangan kaitannya dengan kelompok-kelompok ternak itu," ujarnya, Minggu (17/3/2024).

2. Perketat pemantauan lalu lintas ternak masuk wilayah Bantul

Ilustrasi lalu lintas ternak. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Langkah kedua, kata Joko, adalah menggandeng Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Industri serta Dinas Kesehatan untuk melakukan monitoring terhadap perputaran perdagangan ternak yang ada di Bantul terutama ternak-ternak yang langsung bisa dikonsumsi atau disembelih. Ternak-ternak tersebut terutama di wilayah Bantul timur seperti Imogiri, Pleret, hingga Piyungan, yang menjadi lalu lintas ternak dari luar Bantul.

"Ini harus steril, tim ini akan kita turunkan untuk betul-betul melakukan pantauan, monitoring dan melakukan eksekusi. Jika menemukan ternak yang tidak boleh dipotong maka tidak boleh dipotong sehingga ada antisipasi secara dini dan ini sudah dikoordinasikan dengan Kepala DKPP," ucapnya.

Baca Juga: Antraks Merebak, Kuliner Sate Klathak Bantul Diklaim Aman Dikonsumsi

Berita Terkini Lainnya