Kota Yogyakarta, IDN Times - Pemilihan Kepala Desa di Kabupaten Sleman bulan Maret 2020 mendatang, bakal diramaikan kandidat dari keluarga Keraton Puro Pakualaman.
Raden Ayu Prasetyanti yang merupakan adik sepupu dari Paku Alam X membulatkan tekat turut meramaikan pemilihan kepala desa di Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
Mbak Yanti panggilan akrab Raden Ayu Prasetyanti mengatakan niat maju sebagai kepala desa karena dorongan internal Keraton Paku Alaman dan juga berbagai elemen masyarakat Dusun Caturtunggal.
"Desa Caturtunggal itu merupakan miniatur Indonesia. Ada semua warga dari Indonesia bagian timur sampai Indonesia bagian barat dan ini menjadi tantangan tersendiri," ujarnya di kawasan Puro Pakualaman, Kamis (23/1).
Menurutnya calon pemimpin perempuan dapat menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat Caturtunggal yang selama ini didominasi oleh kepala desa laki-laki.
"Dengan rasa keibuan yang penuh kasih dan sayang, peduli terhadap anak dan kaum perempuan serta tertib dalam pengaturan keuangan bisa akan lebih memajukan masyarakat," ujarnya.
Ditanya tentang restu dari Paku Alam X yang merupakan kakak sepupu, Raden Ayu Prasetyani optimis mendapatkan restu dan dukungan. Sikap optimistis ini karena alasan untuk maju sebagai kepala desa adalah untuk turut melestarikan budaya Yogyakarta dan kesenian yang ada Keraton Puro Pakualaman.
"Karena alasan maju adalah untuk melestarikan budaya Yogyakarta. Setiap hari saya bekerja di Sekretariat Puro Pakualaman dan membantu Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam dalam mengurusi rumah tangga Keraton Puro Pakualaman. ,"ungkapnya.
Slamet Widodo, Ketua Tim Pemenangan, Raden Ayu Prasetyanti mengatakan sebagian masyarakat Desa Caturtunggal saat merasa jenuh dengan kepemimpinan kepala Desa Caturtunggal dan menginginkan seorang pemimpin yang baru.
"Kita mencoba menawarkan calon pemimpin perempuan yang berasal dari kerabat Keraton Puro Paku Alaman yang bisa menjadi alterntif pemimpin di Desa Caturtunggal," katanya.
Mbak Yanti, kata Slamet tak begitu saja maju menjadi kandidat kepala desa jika tidak ada dorongan dari keluarga di Keraton Puro Pakualaman.
"Kita tahu di dalam Keraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman, dominasi kepemimpinan seorang laki-laki sangat kuat. Namun jika seorang perempuan di dorong menjadi pemimpin tentu punya alasan yang sangat kuat," ungkapnya.