Adaptasi Karya Arswendo, Film 1 Kakak 7 Ponakan Diputar di JAFF
Yogyakarta, IDN Times – Film 1 Kakak 7 Ponakan yang diadaptasi dari sinetron karya Arswendo Atmowiloto, diputar dalam gelaran Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 19th di XXI Yogyakarta, Sabtu (7/12/2024). Meski diadaptasi dari sinetron 20 tahun lalu, sang sutradara Yandy Laurens menilai cerita karya Arswendo masih relevan hingga saat ini.
Yandy menyebut selain kepopuleran sinetron 1 Kakak 7 Ponakan, hal penting adalah titik temu dengan kondisi saat ini. “Jadi titik temu juga dengan isu yang relevan dan penting saat ini. Sandwich generation 20 tahun lalu sudah ada pemaknaan dari Mas Arswendo,” ucap Yandy.
1.Adaptasi film seperti adopsi seorang anak
Yandy mengungkapkan film adaptasi ini seperti selayaknya seorang anak yang diadopsi. Menurutnya ketika mengadopsi anak, tidak hanya memindahkan anak dari tempat sebelumnya, tapi benar-benar mengadopsi dengan hati.
“Jadi selain memindahkan mediumnya dari sinetron ke film, sama seperti adopsi anak. Kita tidak hanya memindahkan dia dari tempat asalnya ke rumah kita, tapi kita benar-benar mengadopsi dengan hati kita, sampai di suatu titik kita lupa ini anak yang kita adopsi,” ucap Yandy.
Dalam film ini Yandy mencoba mengadopsi isi hati dari Arswendo. Apa yang ia ingin disampaikan, dan apa yang dikhawatirkan. “Dan bagaimana cara untuk menerjemahkannya kembali ke zaman sekarang,” ucap Yandy.
2.Dinamika dalam sebuah keluarga
Chicco Kurniawan pemeran Moko menyebut, film ini juga menyadarkannya akan dinamika dalam sebuah keluarga, yang dinilainya memberi pemahaman komunikasi dalam keluarga yang sangat penting.
“Saya sebenarnya berada di posisi sandwich generation, tapi saya nggak pernah sadar kalau saya ada di situ. Film ini memberikan pemahaman bahwa komunikasi dalam sebuah keluarga itu sangat mungkin dilakukan, bahkan bisa membantu kita menyadari peran kita dalam keluarga,” ucap Chicco.
3.Sinopsis film 1 Kakak 7 Ponakan
Film 1 Kakak 7 Ponakan mengisahkan Moko sebagai seorang mahasiswa aristektur. Kehidupannya berubah drasitis setelah orangtuanya meninggal, ia harus menjadi tulang punggung keluarga.
Moko pun harus menunda impiannya untuk menjadi seorang arsitek demi memastikan kebutuhan dan masa depan keluarganya. Film ini menyoroti bagaimana Moko sebagai sandwich generation harus mengorbankan banyak hal, dari impian, karier, hingga kehidupan cintanya demi keponakan-keponakannya.
Film garapan Mandela Pictures dan Cerita Films juga melibatkan sejumlah artis kawakan seperti, Amanda Rawles sebagai Maurin, Maudy Koesnaedi sebagai Bibi, Kiki Narendra sebagai Paman, Ringgo Agus Rahman, Freya JKT48, Fatih Unru, Ahmad Nadhif, Kawai Labiba, Niken Anjani Film ini akan tayang di bioskop pada 23 Januari 2025.