48 Perusahaan terkait Karhutla Disegel KemenLHK, Ratusan Ditegur

Berbagai upaya dilakukan untuk kurangi dampak karhutla

Sleman, IDN Times - Setidaknya 48 perusahaan perkebunan disegel oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) lantaran terlibat kasus kebakaran hutan atau lahan (karhutla).

"Ditjen Gakkum (KemenLHK) sudah melakukan police line (penyegelan), di daerahnya. Itu udah di-police line, itu 48 perusahaan," kata Menteri LHK Siti Nurbaya di UGM, Sleman, Jumat (20/10/2023).

Selain itu, kata Siti, masih ada ratusan perusahaan lainnya yang kena tegur oleh kementerian.

1. Dapat izin baru, gercep bakar lahan

48 Perusahaan terkait Karhutla Disegel KemenLHK, Ratusan DitegurIlustrasi penanganan karhutla (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Menurut Siti, 48 perusahaan tersebut telah melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar lahan.

"Yang sedang kita waspadai adalah kebakaran yang orang ngebuka lahan. Dia dapat izin baru misalnya, tahu-tahu dia bakar aja itu supaya bisa nanam sawit, nah itu yang sekarang lagi ditangani," imbuh Siti.

2. Lokasinya itu-itu saja

48 Perusahaan terkait Karhutla Disegel KemenLHK, Ratusan DitegurMenteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Sementara itu ada 230 sampai 260 perusahaan lainnya yang ditegur karena melakukan pelanggaran. Hanya saja, Siti tak merinci bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan ratusan perusahaan tersebut.

Puluhan hingga ratusan perusahaan itu, lanjut Siti, lokasinya tersebar dan paling banyak di Sumatera, Riau, dan Kalimantan.

"Itu tersebar lah tapi kalau lihat gambarannya sekarang kan yang paling banyak di Sumatera Selatan. Selain itu di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Jambi dan Riau. Ya daerahnya itu-itu aja lah, lagi kita beresin," ujarnya.

Baca Juga: Siti Nurbaya Bantah Kabut Asap Indonesia Masuk Malaysia

3. Deteksi hot spot hingga modifikasi cuaca

48 Perusahaan terkait Karhutla Disegel KemenLHK, Ratusan DitegurIlustrasi kebakaran hutan (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

Siti menegaskan, penertiban perusahaan ini adalah bentuk tindakan tegas pemerintah menanggulangi kejadian karhutla yang memicu kabut asap dan pemburukan kualitas udara di wilayah sekitar.

Upaya lain dari Kementerian LHK adalah mendeteksi titik panas (hot spot) atau atau indikator karhutla. Titik panas ini tertangkap dari suatu tempat bersuhu relatif tinggi dibandingkan sekitarnya. Tahun ini terekam ada 7 ribuan titik panas. Angka ini hanya sekitar sepersepuluh catatan 2015 atau sepertiga dari catatan 2019 silam.

"Tapi memang saya juga enggak ngerti ya kenapa (kabut asap) seperti ini. Sebab kalau dilihat dari suhunya 2015 rasanya lebih panas," katanya.

"Jadi sebetulnya kalau sekarang sih harusnya (karhutla dan kabut asap) lebih terkendali. Tapi, yang aneh juga ada, kebakarannya di tepi-tepi jalan tuh, terus kenapa coba. Nah gitu kira-kira," lanjutnya.

Sementara di sektor hilir, pemerintah berupaya mengatasi karhutla dengan berbagai cara. Macam cara teknik modifikasi cuaca, pemadaman darat, hingga water bombing, walaupun diakui Siti, hasilnya masih fluktuatif.

Baca Juga: Hot Spot di RI Baru 7 Ribuan, Menteri LHK Heran Banyak Kabut Asap

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya