Hot Spot di RI Baru 7 Ribuan, Menteri LHK Heran Banyak Kabut Asap

Tahun 2015 hot spot mencapai 70 ribuan titik

Sleman, IDN Times - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, menyebut terdapat sekitar 7 ribuan hot spot atau titik panas yang terdeteksi tahun ini di Indonesia. Jumlah itu ternyata hanya sekitar sepersepuluh angka atau rekor titik panas pada tahun 2015 silam.

1. Hot spot tahun 2015 sampai 70 ribuan

Hot Spot di RI Baru 7 Ribuan, Menteri LHK Heran Banyak Kabut AsapMenteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya (IDNTimes/ Tunggul DamarjatI)

Siti mengatakan, titik panas atau indikator karhutla yang terdeteksi dari suatu tempat bersuhu relatif tinggi dibandingkan sekitarnya, pada tahun 2015 angkanya tercatat mencapai 70 ribuan.

"Tahun 2015 (hot spot) 70 ribuan, terus 2019 kan panas juga, itu kira-kira 21 ribu," kata Siti di UGM, Sleman, Jumat (20/10/2023).

2. Heran banyak kabut asap

Hot Spot di RI Baru 7 Ribuan, Menteri LHK Heran Banyak Kabut AsapKabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Menimbang catatan itu, Siti mengaku heran melihat situasi kabut asap sekarang ini. Padahal, menurutnya, tahun 2015 atau 2019 lalu cuacanya terasa lebih panas.

"Saya juga enggak ngerti ya kenapa seperti ini. Sebab kalau dilihat dari suhunya 2015 rasanya lebih panas," ujarnya.

Akan tetapi, dia tak menutup mata soal faktor aktivitas masyarakat yang memicu kebakaran di luar kejadian karhutla.

"Jadi sebetulnya kalau sekarang sih harusnya lebih terkendali (kabut asap) tapi yang aneh juga ada, kebakarannya di tepi-tepi jalan tuh, terus kenapa coba. Nah gitu kira-kira," ungkapnya.

Baca Juga: Siti Nurbaya Bantah Kabut Asap Indonesia Masuk Malaysia

3. Upaya padamkan karhutla hasilnya masih fluktuatif

Hot Spot di RI Baru 7 Ribuan, Menteri LHK Heran Banyak Kabut AsapIlustrasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)

Siti menyatakan, pemerintah tak tinggal diam dan sudah berupaya menangani karhutla pemicu kabut asap di berbagai wilayah.

Pemerintah, menurutnya, sudah melakukan berbagai cara seperti pemadaman darat, lewat udara atau water bombing, serta memakai teknik modifikasi cuaca.

"Memang (hasilnya) fluktuatif, turun naik turun naik," imbuh dia.

Di sisi hulu, Kementerian LHK lewat Dijen Gakkum juga sudah melakukan penindakan dengan cara menyegel puluhan perusahaan perkebunan yang melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar lahan.

Baca Juga: Kualitas Udara di Kota Padang Kian Parah Akibat Kabut Asap Kiriman 

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya