Menko PMK: Pemikiran Buya Syafii Melampaui Sekat-Sekat Manusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kulon Progo, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengaku belum sempat bersilaturahmi dengan Ahmad Syafii Maarif alias Buya Syafii sampai almarhum meninggal dunia. Dari Denpasar, dirinya bergegas ke Yogyakarta untuk memberi penghormatan terakhir.
"Ini saya baru turun dari bandara dan sudah tidak mungkin lagi mengejar untuk ikut salat jenazah di masjid Kauman, jadi saya langsung ke tempat pemakaman ini," kata Muhadjir di tempat peristirahatan terakhir Buya Syafii di makam Muhammadiyah Husnul Khatimah Donomulyo Nanggulan Kulon Progo, Jumat (27/5/2022) sore.
Baca Juga: Jenazah Buya Tiba di Makam Husnul Khatimah Donomulyo Kulon Progo
1. Pemikiran Buya ada di tingkat kemanusiaan universal
Dalam ingatan Muhadjir, Buya Syafii adalah sosok yang santai dan bersahaja. Pemikiran-pemikiran Buya, menurutnya sudah melampaui sekat-sekat yang membatasi hubungan kemanusiaan.
"Beliau ini kalau saya kategorikan tingkatnya sudah level tertinggi dalam hal pemikiran dan sosok teladan, jadi beliau ini sudah sampai level kemanusiaan universal. Beliau sudah tidak lagi membedakan siapa-siapa kalau berhubungan. Siapapun dilayani dengan baik," ungkapnya.
Muhadjir sendiri mengaku banyak belajar dari almarhum sejak menjadi Ketua PP Muhammadiyah.
"Waktu itu saya harus menyiapkan muktamar di Malang (tahun) 2005 sehingga hubungan saya relatif intensif dengan dengan beliau," imbuhnya.
2. Tidak jaga imej
Muhadjir mengaku ada banyak kenangan tentang Buya Syafii. Namun, salah satu yang paling diingat adalah sosoknya yang gampangan dan tidak jaga imej sebagai pemimpin. Almarhum bisa dengan mudah diajak makan di warung tegal atau warung padang.
"Beliau saya rasa bisa dipakai contoh untuk siapa saja, beliau adalah guru bangsa yang sulit untuk dibandingkan," ungkapnya.
3. Mengajak masyarakat meneladani Buya Syafii
Muhadjir pun berharap masyarakat Indonesia dapat meneladani hal-hal yang sudah dilakukan oleh Buya Syafii, baik dalam soal pemikiran, perilaku, maupun tutur kata. Begitu pula dengan sikapnya memegang teguh prinsip dalam hal kemanusiaan.
"Kalau beliau yakin betul bahwa itu adalah prinsip, berkaitan dengan nilai-nilai kemanusiaan, maka beliau akan menyampaikan dengan apa adanya. Mungkin untuk orang lain sangat pahit, tetapi itu adalah suatu kewajiban, Karena di dalam ajaran Islam, 'Qulil Haq Walau kaan Murron', sampaikan suatu kebenaran walaupun itu sangat pahit," pungkasnya.
Baca Juga: Buya Syafii Sudah Pilih Tempat Peristirahatan Terakhirnya