Forum Cik Di Tiro Sebut Terjadi Musim Gugur Demokrasi di Era Jokowi

Berbagai pelanggaran mewarnai di tahun 2023

Yogyakarta, IDN Times - Forum Cik Di Tiro menyoroti berbagai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) sepanjang  tahun 2023 di Indonesia.

Inisiator Forum Cik Ditiro, Prof Masduki menyebut terjadi musim gugur demokrasi selama kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Kami menyatakan keprihatinan mendalam atas berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi sepanjang tahun 2023. Ini sebagai musim gugur demokrasi," ungkap Prof Masduki di Kampus UII, Jalan Cik Di Tiro, Terban, Gondokusuman, Jumat (29/12/2023).

1. Ketamakan elite politik mewarnai Indonesia

Forum Cik Di Tiro Sebut Terjadi Musim Gugur Demokrasi di Era JokowiInisiator Forum Cik Ditiro, Prof. Masduki (kanan). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Berbagai kasus pelanggaran HAM meliputi kebebasan berekspresi, hak warga atas tanah, keadilan agraria, kedaulatan pangan, pekerja rumah tangga, kebebasan pers dan jurnalistik, korupsi ekonomi dan politik, pelanggaran hukum, dan masalah lainnya. Forum Cik Di Tiro juga memberi perhatian terhadap kebijakan Presiden Jokowi yang dinilai merawat nepotisme.

"Puncak dari perilaku elite politik tamak kekuasaan. Menerabas Mahkamah Konstitusi, melanjutkan represi digital. Jokowi telah membunuh demokrasi melalui ketamakan dan kehausan berkuasa (greedy and hungry power) untuk kepentingan keluarga, bukan bangsa," ujar Masduki.

2. Terjadi senja kala demokrasi

Forum Cik Di Tiro Sebut Terjadi Musim Gugur Demokrasi di Era JokowiIlustrasi demokrasi (Pixabay/Kaz)

Forum Cik Di Tiro menilai telah terjadi senja kala demokrasi, kembalinya otoriterisme dalam bentuk baru melalui aksi manufacturing consent, dan menguatnya oligarki politik ekonomi, melalui berbagai proyek pembangunan infrastruktur, serta monopoli kepemilikan media.

Berbagai indeks global yang merujuk pada nilai-nilai demokrasi, seperti indeks kebebasan pers, indeks keterbukaan informasi, indeks demokrasi Indonesia secara umum terus menurun. "Misalnya skor IKP Indonesia di atas 100, lebih buruk dari Timor Leste dan Malaysia," ungkap Masduki.

"Kami melihat makin melemahnya jaminan atas kebebasan bersuara dan menyampaikan pendapat, yang melemahkan tingkat kritis masyarakat sipil sebagai amunisi demokrasi yang sehat. Kasus Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti adalah salah satu bentuk nyatanya," ujar Masduki.

Baca Juga: Bawaslu Cari Unsur Pidana Pemilu Kasus Perusakan Baliho AMIN di Jogja

3. Pemusatan kepemilikan media hambat keragaman beropini

Forum Cik Di Tiro Sebut Terjadi Musim Gugur Demokrasi di Era Jokowipixabay.com/methodshop

Menyusul disrupsi digital, terjadi penyempitan ruang kebebasan berekspresi di media digital bagi warga negara, diikuti pandemic hoax atau disinformasi. Kekerasan digital terhadap aktivis sosial dan jurnalis investigator juga terus meningkat. Di sektor komunikasi, terjadi pemusatan kepemilikan media oleh oligarki politik yang menghambat keragaman kepemilikan dan opini politik.

"Puncaknya penerapan UU Cipta Kerja tahun 2020 telah menerabas hak hidup media lokal, menunjukkan prioritas rezim Jokowi pada stabilitas ekonomi dan keamanan terpusat, bukan pada hak-hak dasar warga lokal," ujar Masduki. 

Baca Juga: Pengunjung Rayakan Tahun Baru di Kawasan Malioboro Bakal Dibatasi

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya