TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Akademisi Minta NU-Muhammadiyah Dinginkan Konflik Iran-Israel

Hubungan baik Indonesia-Iran jadi pintu masuk perundingan

ilustrasi konflik Israel dan Iran. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sleman, IDN Times - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Al Makin, mendorong elemen masyarakat Indonesia berperan aktif mendinginkan situasi di Timur Tengah yang memanas akibat konflik Iran-Israel.

Tak hanya melalui pemerintah, Al Makin meminta organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah memainkan peran selaku mediator.

1. Lakukan diplomasi melalui jalur non-pemerintah

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin (ANTARA/Luqman Hakim)

Al Makin beranggapan, organisasi Islam NU dan Muhammadiyah, bisa berkontribusi sebagai mediator jalur non-pemerintah menempuh diplomasi antarsesama sipil (citizen diplomacy) Indonesia dengan Iran.

NU serta Muhammadiyah dianggapnya memiliki modal kuat untuk menciptakan resolusi perdamaian. "Citizen to citizen itu bisa diwakili warga atau LSM, bisa juga oleh akademisi, universitas, dan bisa juga organisasi muslim terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah bisa mempunyai peran membangun perdamaian secara citizen to citizen, warga dengan warga," kata Al Makin di Gedung Multipurpose, UIN Suka, Yogyakarta, Selasa (16/4/2024).

2. Menyakini hubungan baik Indonesia-Iran

Bendera Negara Iran (pexel.com/Enginakyurt)

Di satu sisi, Al Makin meyakini hubungan Iran dan Indonesia sangat baik dan saling menghormati, hal ini membuka kans perundingan di atas meja dikedepankan sebelum situasi berubah lebih mengkhawatirkan.

Hubungan bilateral yang positif antara Indonesia-Iran, dirasa Al Makin, bisa memuluskan langkah diplomasi lanjutan pemerintah RI yang sebelumnya sudah menghubungi Menlu Iran agar bisa menahan diri.

"Indonesia bisa mengambil peran agar perang tidak tereskalasi, karena kita punya budaya saling memaklumi yang tinggi, budaya musyawarah, toleransi dan budaya moderasi secara alami," kata Al Makin.

"Secara diplomasi, mungkin pemerintah bisa memainkan peran mediator, karena saya kira Iran juga sangat hormat sm Indonesia dan hubungan Indonesia dengan Iran saya kira baik," sambungnya.

Baca Juga: Netanyahu Tunda Serangan ke Rafah Usai Diobrak-abrik Iran

3. Minta warga Indonesia jangan terprovokasi

ilustrasi konflik Israel dan Iran. (IDN Times/Aditya Pratama)

Al Makin juga mengimbau agar masyarakat Indonesia tak terprovokasi dan membuat panas situasi di dalam negeri. "Jangan sampai di dalam negeri terprovokasi oleh perang yang ada di Timur Tengah. Biasanya kalau sudah perang, fenomenanya jadi global. Di dalam negeri kita justru terpengaruh, seperti isu Palestina, isu-isu yang lain sehingga kita tidak memahami secara utuh apa yang terjadi, kita ikut-ikutan. Baik kelompok kanan maupun kelompok kiri," ungkapnya.

"Nah sekarang sebaiknya kita jaga di dalam internal nasional Indonesia, kita tidak ikut-ikutan jika tidak betul-betul paham. Dan langkah kita harus betul-betul strategis, jangan sampai hanya terprovokasi dan ikut hasutan sana-sini," pungkasnya.

Berita Terkini Lainnya