TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Produksi Wader Turun, Dosen UGM Ciptakan Teknologi Peningkatan Panen

Pemintaan tinggi ikan wader dieksploitasi 

Teknologi budidaya ikan wader besutan dosen UGM. IDN Times/Siti Umaiyah

Sleman, IDN Times - Permintaan ikan wader sebagai salah satu jenis ikan tawar asli Indonesia terbilang cukup tinggi. Tingginya permintaan menjadikan ikan wader banyak dieksploitasi secara masif di alam.

Sementara itu, upaya konservasi belum dilakukan dengan tepat sehingga mengancam keberadaan wader yang saat ini jarang ditemukan.

Hal tersebut mendorong dosen sekaligus peneliti dari Fakultas Biologi UGM, Bambang Retnoaji bersama peneliti UGM yang tergabung dalam Aquatic Research Group mengembangkan teknologi budidaya ikan wader.

Baca Juga: Bedah FK UGM, Kampus Rayhan Maditra Suami Isyana Sarasvati

1. Populasi ikan wader pari di alam semakin jarang

Teknologi budidaya ikan wader besutan dosen UGM. IDN Times/Siti Umaiyah

Bambang menyebutkan, saat ini populasi ikan wader pari di alam semakin jarang ditemukan, ditambah reproduksinya hanya berlangsung sekali dalam satu musim. Kondisi tersebut memerlukan inisiasi pengembangan dan implementasi strategi budidaya ikan wader pari dengan memasukkan sentuhan teknologi di dalamnya.

"Di Yogyakarta selama ini belum ada tempat untuk budidaya ikan wader, jadi kami inisiasi sejak 2014 silam. Biasanya secara manual ikan wader reproduksinya hanya berlangsung sekali dalam satu musim, sekarang ni bisa dua minggu sekali," ungkapnya pada Selasa (4/2).

2. Bisa digunakan di dalam maupun luar ruangan

Teknologi budidaya ikan wader besutan dosen UGM. IDN Times/Siti Umaiyah

Menurut Bambang proses pemijahan, pembibitan dan pembiakan dilakukan di laboratorium. Untuk pemijahan, dapat digunakan di dalam maupun luar ruangan dengan kondisi yang bisa diatur. Sehingga pemijahan bisa dilakukan tanpa bergantung musim dan dapat digunakan setiap waktu.

Sementara untuk alat yang diperlukan terdiri dari rak pemijahan, akuarium utama, akuarium pemijahan, akuarium filter, dan sistem sirkulasi debit air yang dipisahkan dengan akuarium pemijahan dengan ijuk sebagai media ikan bertelur.

Pemijahan dilakukan pada ruangan tertutup dengan kisaran suhu ruang 25-30 derajat celcius, periode cahaya dengan siklus 14 terang:10 gelap serta kualitas oksigen terlarut pada kisaran 6-8. Berikutnya pH 6,5-8 dan sirkulasi air dilakukan secara terus-menerus.

"Pemijahan dilakukan mulai jam 16.00 sampai dengan jam 07.00 keesokan harinya pada saat telur di panen. Dalam satu panen satu ekor wader bisa menghasilkan hingga 500 ekor," terangnya.

Baca Juga: Resistensi Antibiotik Marak, Mahasiswa UGM Inisiasi Gerakan SNARE

Berita Terkini Lainnya