Integrasi Antarmoda Kunci Tingkatkan Pengguna Transportasi Publik
Penggunaan transportasi publik beri dampak positif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM) menilai terbatasnya integrasi antarmoda transportasi sebagai kendala utama dalam meningkatkan minat masyarakat menggunakan transportasi publik. Integrasi moda transportasi yang terbangun dinilai bisa meningkatkan minat masyarakat menggunakan transportasi publik, dan memberi dampak yang baik pada lingkungan.
Kepala Pustral UGM, Ikaputra menjelaskan integrasi sistem layanan dan akses angkutan umum yang masih dirasa belum memadai oleh para pengguna mendorong urgensi mengenai sistem transportasi yang berkelanjutan. Pengimplementasian konsep Mobility as a Service (MaaS), yakni integrasi dari, dan akses ke, layanan transportasi yang berbeda dalam satu tawaran mobilitas digital tunggal dapat menjadi solusi yang efektif dalam meningkatkan minat publik di dalam menggunakan angkutan umum.
"Oleh karena itu Pustral UGM mengambil inisiatif untuk mendalami beragam solusi transportasi perkotaan di dunia, salah satunya adalah GoTransit sebagai fitur layanan integrasi dari Gojek yang menawarkan model integrasi pertama di Indonesia, yaitu antara layanan ride-hailing (layanan transportasi daring) serta angkutan umum dalam satu aplikasi," kata Ikaputra, Rabu (6/9/2023).
1. Melihat faktor terbatasnya integrasi antarmoda transportasi
Riset Pustral UGM melihat faktor terbatasnya integrasi antarmoda transportasi di dalam memfasilitasi akses penumpang menjangkau transportasi publik, yang dikenal juga dengan konsep First Mile Last Mile (FM/LM), sebagai kendala utama dalam meningkatkan penumpang transportasi publik.
Dalam riset ini, Pustral UGM melakukan pengumpulan data pada 13 Maret-20 Juni 2023, yang dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan para penyedia layanan dan regulator. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data melalui kuesioner dengan menargetkan masyarakat Jabodetabek yang sudah menggunakan layanan GoTransit, sebagai responden.
Pengumpulan data dilakukan secara survei daring dengan pendekatan simple random sampling, dengan margin of error 5 persen serta confidence level pada kisaran 90 persen. Formulir survei terbagi dalam 3 kategori (kualitas layanan, kualitas pengalaman, dan dampak) dengan total responden penelitian pengguna GoTransit berjumlah 2.306 responden di wilayah Jabodetabek.
Setelah pengumpulan data, dilakukan focus group discussion dengan para penyedia layanan maupun regulator. Penelitian ini tak hanya melihat pola perjalanan, namun juga melihat lebih jauh mengenai aspek penilaian kinerja dan pentingnya layanan, sekaligus manfaat yang dirasakan oleh pengguna.
Baca Juga: Asyik, Ada Diskon Tiket KA 20 Persen untuk Penumpang Difabel
Baca Juga: Becak Listrik, Cara Jogja Lestarikan Transportasi Tradisional